Tolak kenaikan BBM, ratusan mahasiswa gelar demo di Bundaran Gladag
Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), IMM, LMND dan lainnya, menggelar aksi demonstrasi di Bundaran Gladag, Senin (9/1) pagi.
Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), IMM, LMND dan lainnya, menggelar aksi demonstrasi di Bundaran Gladag, Senin (9/1) pagi. Dalam orasinya mereka menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), listrik serta biaya tarif penerbitan STNK/BPKB.
Dalam aksi tersebut mereka membawa sejumlah spanduk dan poster berisi kecaman atas kebijakan pemerintah dan tuntutan agar kenaikan dibatalkan.
Spanduk tersebut antara lain berbunyi 'Mahasiswa bergerak menolak tunduk bangkit melawan!!!', 'Pemerintah dibutakan kekuasaan, Rakyat kecil tak dihiraukan', Derita sudah naik seleher' dan lainnya.
"BBM naik, pajak naik, listrik naik, berarti ada yang harus turun. Siapa teman-teman ?" teriak salah seorang pendemo.
Koordinator aksi Kiyay Okta juga menyampaikan pernyataan sikap kepada pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo. Pertama, menuntut pemerintah mencabut kenaikan harga BBM, listrik, dan biaya tarif penerbitan STNK dan BPKB.
Kedua, pihaknya meminta pemerintah untuk membatalkan kenaikan BBM nonsubsidi yang memicu kenaikan harga pokok. Ketiga, menuntut pemerintah untuk mengembalikan subsidi listrik. Keempat, menuntut pemerintah Indonesia, Polri, Kemenkeu dan instansi pemerintah terkait untuk bersikap tegas dan berhenti lempar tangan terhadap kebijakan yang menyangkut hajat dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Terakhir, lanjut dia, menuntut pemerintah agar hadir sebagai solusi terhadap permasalahan yang ada dan menetapkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat," tegas Kiyay.
Kiyay menilai kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada rakyat. Minimnya sosialisasi dan pemerintah yang terkesan lempar tangan membuat rakyat semakin tercekik dan sesak nafas.
Usai melakukan orasi di Bundaran Gladag, di ujung timur Jalan Slamet Riyadi, mereka bergerak menuju Balai Kota Solo, di Jalan Jenderal Sudirman, yang berjarak sekitar 250 meter. Di depan balai kota, mereka kembali membacakan tuntutan yang sama.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Ahmad Lutfi ikut langsung memimpin pengamanan aksi damai tersebut. Ia mengimbau mahasiswa melakukan aksi dengan damai. "Kami menerjunkan sekitar 500 personel untuk mengamankan aksi ini," katanya.