TPA Putri Cempo Solo Terbakar, Ribuan Warga Karanganyar Terdampak Asap
TPA (tempat pembuangan akhir) sampah Putri Cempo di Mojosongo, Jebres, Solo kembali terbakar. Kepulan asap yang ditimbulkan berdampak pada ribuan warga sekitar. Sekitar 2 ribu warga Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar harus merasakan dampaknya.
TPA (tempat pembuangan akhir) sampah Putri Cempo di Mojosongo, Jebres, Solo kembali terbakar. Kepulan asap yang ditimbulkan berdampak pada ribuan warga sekitar. Sekitar 2 ribu warga Desa Plesungan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar harus merasakan dampaknya.
Sekretaris Desa Plesungan, Yulianto menyebut tiga wilayah rukun warga (RW) yang paling terdampak adalah RW 5, 6 dan 9. Ketiganya berada di Dukuh Jengglong, Tunggulrejo, Sidorejo, Sulurejo atau Keterangan. Di tiga RW tersebut ada sekitar 800 KK yang terdampak.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
"Di 3 RW itu ada sekitar 800 kepala keluarga, kalau dihitung ya sekitar 2 ribu jiwa," ujar Yulianto, Senin (7/10).
Kendati terdampak, asap tidak selalu datang setiap hari. Selain itu tingkat kepekatan asap juga tidak sama setiap harinya. Jika asap yang datang pekat dan mengganggu, warga berinisiatif untuk mengungsi ke lokasi yang aman.
"Asapnya kadang pekat kadang tidak. Warga terutama yang punya anak kecil mengungsi kalau asapnya pekat," jelasnya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan dampak buruk, pihaknya berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten, baik Dinas Kesehatan maupun Puskesmas. Pemerintah telah membagikan masker untuk masyarakat.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Solo, Gatot Sutan to menyampaikan, selain titik api lama di blok barat, kini muncul lagi titik api di blok timur. Hingga saat ini pihaknya masih melakukan upaya pemadaman. Namun petugas di lapangan menemukan sejumlah kendala untuk memadamkan api, terutama di titik api baru.
"Kita menemui kendala, karena muncul lagi titik api di bagian timur. Itu tumpukan sampah-sampah baru, jadi banyak pemulung, sapi dan alat berat.
Kendati demikian pihaknya berjanji untuk terus melakukan pemadaman dan pendinginan. Selain itu, pihaknya juga dibantu Dinas Lingkungan Hidup yang menyiramkan air ke titik-titik api kecil.
"Kendalanya itu tidak kelihatan apinya, yang muncul hanya asap, padahal titik apinya belum tentu di bawah situ, cukup sulit mencari titik apinya," tutup Gatot.
Baca juga:
Satu Orang Tewas Terpanggang Saat Kebakaran Lahan Kosong di Depok
Berjibaku Memadamkan Kebakaran di Jalan Kebon Jeruk 13
Kebakaran Hebat Hanguskan Puluhan Rumah di Jalan Kebon Jeruk 13
PT Indocement Investigasi Penyebab Terbakar Alat Pengangkut Bahan Baku Semen
Honda Brio Putih Terbakar di Pintu Tol Kukusan Beji