Try Sutrisno: Banyak Tantangan Bangsa yang Lebih Besar dari Pilpres
"Bangkitlah kita, semua bangkit. Tidak ada yang kalah dan yang menang. Ini sekadar suatu proses saja daripada aturan demokrasi," ujar Try Sutrisno.
Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno meminta semua pihak tidak lagi membesar-besarkan masalah yang tidak bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia. Tantangan ke depan, kata dia, lebih besar daripada kontestasi pilpres.
"Intinya, jangan memperpanjang hal-hal yang kurang bermanfaat karena masih banyak tantangan bangsa ke depan, yang lebih besar daripada (pilpres) ini," kata Try Sutrisno di Kediaman Dinas Wapres Jusuf Kalla, Jakarta, Kamis malam 23 Mei 2019.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Dia menegaskan, seluruh pihak yang berkontestasi dalam Pemilu 2019 untuk memiliki kesamaan tujuan yakni menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Kita harus senantiasa meneguhkan persatuan dan kesatuan, meneguhkan kerja sama yang kokoh, meneguhkan spirit juang untuk mencapai cita-cita proklamasi, karena nanti menjelang 2045 Indonesia persis 100 tahun, dan itu tidak lama lagi, 26 tahun lagi," kata dia dikutip dari Antara.
Try meminta masyarakat menyikapi ketegangan setelah pemilu ini dengan tenang dan tidak melakukan hal-hal anarkis yang dapat merugikan bangsa.
"Bangkitlah kita, semua bangkit. Tidak ada yang kalah dan yang menang. Ini sekadar suatu proses saja daripada aturan demokrasi," ujar Try Sutrisno.
Try Sutrisno turut hadir dalam pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh bangsa, tokoh agama dan ahli hukum tata negara di Kediaman Dinas Wapres di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam.
Pertemuan tersebut berlangsung tertutup selama kurang lebih tiga jam, mulai dari pukul 20.30 WIB hingga 23.30 WIB.
Hadir dalam pertemuan itu mantan wapres Try Sutrisno, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mukti, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, mantan ketua MK Mahfud MD, Hamdan Zoelva, Din Syamsuddin, Agus Widjojo, Amirsyah Tambunan, dan Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri.
Hadir pula Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca juga:
'Sudah Saatnya Kita Merajut Kembali Persatuan dan Kesatuan'
Hindari 'Gorengan Politik', Alasan Prabowo Belum Mau Bertemu Jokowi
Batal Ajukan Gugatan ke MK Hari ini, BPN Dinilai Makin Kelihatan Tak Punya Bukti
Ratusan Anggota KPPS Meninggal, Ombudsman Sesalkan Lambatnya Reaksi KPU
Ma'ruf Amin Minta Tak Ada Lagi Demo Protes Hasil Pilpres
Isu Aksi Susulan Usai 22 Mei, Sandiaga Tegaskan Pilih Jalur MK