Tukimin Selalu Teringat Peristiwa Rumahnya Dibakar Belanda
Agresi militer Belanda II tahun 1948 membuat situasi di sebagian wilayah Indonesia tegang. Sejumlah wilayah berhasil diduduki tentara Belanda, tak sedikit penduduk pribumi mengungsi untuk mencari tempat aman.
Agresi militer Belanda II tahun 1948 membuat situasi di sebagian wilayah Indonesia tegang. Sejumlah wilayah berhasil diduduki tentara Belanda, tak sedikit penduduk pribumi mengungsi untuk mencari tempat aman.
Tukimin adalah saksi hidup masuknya kembali penjajah Belanda setelah menyerah dari Jepang pada tahun 1942. Tukimin sekarang berusia 90 tahun, tinggal di Kampung Jatibulak, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
-
Apa yang dirayakan pada HUT RI? "Memperingati kemerdekaan bukan hanya tentang merayakan kebebasan, tetapi juga tentang berkomitmen untuk menjaga persatuan dan keadilan di negeri ini. Selamat HUT RI ke-79!"
-
Siapa yang dirayakan di HUT RI? Tahun ini, Indonesia tengah berulang tahun ke-79.
-
Kapan HUT RI dirayakan? Tanggal 17 Agustus merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, menandai hari kemerdekaan yang dirayakan dengan penuh semangat di seluruh pelosok tanah air.
-
Apa yang dilakukan dalam rangka merayakan HUT ke-78 RI di Kabupaten Buleleng? Semarak Buleleng Rayakan HUT ke-78 RI: Lomba e-Sport hingga Vaksinasi Rabies Massal Sekaligus untuk meningkatkan perekonomian warga Buleleng.
-
Apa ciri khas halaman rumah Belanda? Halaman yang Luas dan Asri Pekarangan rumah yang luas menjadi salah satu ciri khas model rumah ala zaman kolonial. Walaupun model halaman rumah seperti ini mengingatkan kamu pada film film horor, namun apabila kamu menyukai suasana vintage, kamu dapat memasukan ini ke dalam list model rumah masa depan.
"Belanda masuk lagi itu saya masih sekolah madrasah, kelas empat," kata Tukimin ketika berbincang dengan merdeka.com pada Sabtu (17/8).
Meski duduk di bangku kelas empat, tapi usianya telah remaja, sekitar 18 tahun. Ia tak dapat melanjutkan pendidikan ketika Belanda menduduki kampung halamannya, Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Karena sekolah saya dipakai untuk markas tentara Belanda," ujar dia.
Ia sempat merasakan kekejaman Belanda. Rumahnya dibakar habis. Gara-garanya bermula dari penjarahan di sebuah pasar kampung. Seorang etnis China menjadi korban, ketika sedang berlari membawa tas ransel, dijegal oleh kakaknya sampai jatuh. Barang di dalam tas itu diambil oleh penduduk pribumi.
"Orang China itu lapor ke Belanda, kemudian rumah orang tua saya dibakar sampai habis. Kami kemudian mengungsi ke tempat saudara yang ada di kecamatan lain," kata dia.
Tukimin yang sekarang kesehariannya mencari rumput untuk makan kambing peliharan, merasakan sulitnya mendapat pendidikan selama masa penjajahan.
"Sekolah pada zaman kolonial itu paling rendah harus anak lurah, kalau bukan anak lurah belum boleh," tuturnya.
Karena anak petani, dia tak bisa mengenyam pendidikan di sekolah formal ketika itu. Adapun sekolah tersebut hanya ada di pusat karesidenan atau pusat pemerintahan (setingkat provinsi). "Yang belajar di sana bisa pintar bahasa inggris," ujar dia.
Sementara anak-anak petani, kata dia, lebih banyak belajar di madrasah, cenderung belajar agama dibandingkan sekolah umum. Meski demikian, pelajar di sekolah madrasah tak bebas belajar begitu saja. Aktivitas di sekolah mendapatkan pengawasan dari centeng-centeng Belanda. "Yang mengawasi orang pribumi yang berkhianat," kata dia.
Begitu merdeka, kata dia, penduduk pribumi baru bisa belajar membaca. Ketika itu, lewat program pemberantasan buta huruf yang digelorakan oleh Presiden Soekarno. Sedikit demi sedikit, anak-anak miskin mulai bisa membaca dan menulis.
Baca juga:
HUT RI, TNI-Polri Bersama Warga Tangerang Gowes Merdeka
Pelni dan Pegadaian Rayakan Kemerdekaan RI di Namlea
Jalan Sehat Tandai Program BUMN Hadir Untuk Negeri di Wilayah DKI
Paskibraka di Kalbar Panjat Tiang Bendera Sambung Tali Pengait yang Putus
Aksi Patriot Siswa SMP Dulupi 'Selamatkan' Pengait Tali Tiang Bendera
Paskibra di Kabupaten Alor NTT Jatuh saat Panjat Tiang Bendera
VIDEO: Kisah Deno, Sempat Ingin Menyerah Karena Tak Punya Uang Untuk Latihan