Usai bentrok berdarah, Polda Bali kumpulkan Baladika dan Laskar Bali
Polda Bali minta pertikaian keduanya diakhiri, dan tidak ada aksi balas dendam.
Polda Bali hari ini mengumpulkan para pentolan dua organisasi masyarakat di Pulau Dewata, yaitu Laskar Bali dan Baladika, di Mapolda Bali. langkah itu diambil lantaran kemarin pecah keributan antara para anggota ormas itu, di beberapa titik di wilayah Denpasar, Bali.
"Ya ini akibat dari persoalan semalam. Benar mereka ini Baladika dan Laskar Bali. Saya minta hari ini dan seterusnya tidak lagi ada masalah dan balas dendam," kata Kapolda Bali, Irjen Pol Sugeng Priyanto, dengan nada tinggi, Jumat (18/12).
Sugeng mengaku sengaja mengambil langkah cepat buat mempertemukan perwakilan kedua ormas supaya tidak timbul perselisihan berkepanjangan.
"Ini mengantisipasi dan mengupayakan peristiwa kemarin dan semalam tidak melebar," ujar Sugeng.
Sugeng meminta kepada kedua belah pihak bertikai menyudahi persoalan itu. "Cukup sampai di sini. Jangan terjadi upaya atau tindak lanjutan berupa balas dendam," tambah Sugeng.
Sugeng melanjutkan, mereka yang melakukan kekerasan telah ditangkap dan dimintai pertanggungjawaban. "Mereka yang melakukan proses hukum akan tetap menjalaninya. Tetapi untuk sesuatu yang belum terjadi, kita cegah bersama-sama," ucap Sugeng.
Sugeng memaparkan, dari keributan di dua lokasi kemarin, ada empat korban tewas. "Pukul 15.00 WITA atau pukul 15.30 WITA terjadi bentrok dalam LP yang melibatkan antarnapi. Terjadi penusukan," imbuh Sugeng.
Korban tewas pada kerusuhan lapas sebanyak dua orang. "Putu Sumariana alias Robot dan Wayan Permana Wiyasa mereka korban meninggal pada bentrok di lapas. Ada dua korban luka, yakni Putu Yaskara Putra dan Nyoman Adi Wibawa," tutur Sugeng.
Selanjutnya, kata Sugeng, saat terjadi bentrok di dalam lapas, datang massa dari luar lapas hendak masuk ke dalam. Sugeng menduga penghuni lapas menghubungi rekannya di luar lapas buat meminta bantuan.
"Ada massa dari luar. Ada yang memberi tahu menelepon keluar sehingga datang massa. Diredam situasi bisa dikembalikan. Massa bisa kembali," urai Sugeng.
Pada saat dua kelompok massa di luar massa hendak kembali ke kediaman masing-masing, mereka rupanya bertemu di Jalan Teuku Umar, Denpasar.
"Terjadi bentrok sekitar pukul 18.00 WITA. Dua korban tewas pada bentrok di Teuku Umar yakni atas nama Ketut Budiarta dan Mister X, karena tidak ada KTP-nya," tutup Sugeng.