Vendi selundupkan sabu asal Malaysia dalam cangkang siput
Vendi ditangkap saat melewati pos perbatasan di Nunukan.
Aparat satgas pengamanan perbatasan Malaysia dari Yonif 614/Raja Pandhita di perbatasan Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (28/4), menggagalkan penyelundupan 76,85 gram sabu asal Malaysia. Penyimpanan sabu itu terbilang unik, lantaran disimpan di cangkang siput untuk mengelabui petugas.
Sabu yang diselundupkan sekitar pukul 02.00 WITA dini hari tadi, digagalkan oleh petugas Satgas di pos Bukit Kramat dari satuan setingkat kompi (SSK) I Satgas Pamtas, di desa Lordes, Sebatik Barat, Nunukan.
Awalnya, Rabu (27/4) malam sekitar pukul 23.00 WITA, petugas mendapatkan informasi adanya upaya warga membawa narkoba, yang akan melewati patok 8 hingga patok 10 dari arah kampung Begusun, Malaysia.
"Semua angota Satgas di pos bukit Keramat, dikumpulkan, memastikan info itu, menggagas upaya penangkapan kepada oknum warga itu. Ada tiga tim yang diterjunkan," kata Kepala Penerangan Kodam VI Mulawarman, Kolonel Inf Andi Gunawan kepada merdeka.com, Kamis (28/4).
"Empat personel di patok 8, empat personel di patok 9 dan 4 personel di patok 10. Sekitar jam 12 malam dini hari tadi, personel disebarkan ke patok masing-masing," ujarnya.
Dua jam kemudian, seorang warga, melintas dari arah kampung Begusun Malaysia ke kampung Lordes di Sebatik. Warga yang diketahui bernama Rahman alias Vendi itu (53), kemudian disergap personel di patok 9.
"Ada 2 paket sabu kita temukan dibawa oleh Rahman. Setelah kita geledah lagi, ada sabu berikutnya seberat 0,85 gram di dalam cangkang siput," sebut Andi.
Rahman beserta barang bukti sabu 76,85 gram, kemudian dibawa ke pos Aji Kuning di Sebatik, untuk keperluan lebih lanjut sebelum diserahkan ke kepolisian.
"Dia (Rahman) berusaha menyamarkan dengan menyimpannya di dalam cangkang siput ya. Ya tetap saja ketahuan sama anggota di lapangan," tegas Andi.
"Selama ini kan (sabu) yang sering kita dapat dari sana (Malaysia) ya. Ini komitmen kita, TNI terutama yang bertugas di perbatasan untuk perang dengan narkoba. Karena di perbatasan memang banyak pintu masuk ke Indonesia," pungkas Andim.