Viral Cerita Penumpang Dilecehkan dan Dianiaya Sopir Taksi Online
NT mengaku sudah membuat laporan ke Polsek Tambora. Menurut NT, pihak Grab juga telah menindaklanjuti kejadian tersebut.
Sopir taksi online diduga melecehkan dan menganiaya penumpang. Kasus ini viral di media sosial usai korban NT membagikan cerita ke media sosial Instagram.
NT bersama kakaknya baru saja menghadiri ulang tahun di sebuah BAR kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Jumat (24/12) dini hari.
-
Di mana tempat penipuan online sering terjadi? Penipuan online bisa terjadi kapan saja, yang paling sering adalah saat belanja online.
-
Apa saja modus penipuan online yang sering terjadi? Biar kamu lebih waspada, Blibli mengajak masyarakat mengenali berbagai modus dan skenario penipuan online yang lagi sering terjadi. Apa saja sih?
-
Kenapa daftar pustaka online penting? Media online acap dijadikan referensi karena memang ada banyak informasi dan data valid yang disampaikan ahli dan dibagikan kepada masyarakat secara online. Perkembangan internet mendorong referensi kredibel dari internet semakin banyak.
-
Apa pengertian website? Pengertian website adalah lokasi pusat halaman web yang saling terhubung dan diakses dengan mengunjungi halaman rumah dari website menggunakan browser.
-
Siapa yang ngingetin masyarakat buat waspada sama penipuan online? PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengimbau para nasabah untuk berhati-hati terhadap penipuan dan kejahatan online memasuki Juni 2024 menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
-
Kenapa tangan sering pecah-pecah? Tangan pecah-pecah dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Meski tidak menimbulkan masalah serius, hal ini dapat dikaitkan dengan beberapa kondisi medis, sehingga diagnosisnya sangat penting untuk dilakukan.
NT hanya sebentar berada di BAR tersebut. NT kemudian memesan taksi online. Singkat cerita, NT mengeluh pusing di perjalanan menuju ke kediamannya di kawasan Tambora, Jakarta Barat.
"Saya sedikit pusing mungkin habis minum mocktail. Cuman saya masih sadar, Cici saya juga masih sadar," kata dia saat dihubungi.
NT meminta izin kepada sopir Grab untuk berhenti sejenak. Namun, permintaan itu dihiraukan oleh sopir dengan terus melajukan mobilnya.
"Saya bilang mas boleh minggir dahulu gak, saya tidak tahu sopir Grabnya tidak dengar atau memang tidak meladeni. Jadi dia tetap jalan kencang," ucap dia.
NT mengatakan, ia sudah tak kuat menahan rasa mual. Sehingga akhirnya memutuskan untuk membuka kaca jendela mobil.
"Saya muntah di luar situ," ujar dia.
NT mengatakan, sopir Grab merasa tak senang dengan tindaknya tersebut. "Sepanjang perjalanan, dia ngedumel gitu. Kesel mungkin karena mobilnya kena muntah," ujar dia.
NT lantas berusaha menenangkan sopir. Dia bersedia bertanggung jawab atas hal tersebut. "Saya bilang sudah mas tenang saja nanti saya akan ganti biaya cuci mobil," terang dia.
Setibanya di rumah, NT memberikan uang Rp100 ribu sebagai biaya ganti rugi. Namun, sopir Grab memberikan respons yang tak mengenakan dengan meminta uang Rp300 ribu.
"Dia enggak mau menerima, karena alasannya kurang. Dia minta Rp300 ribu," tutur NT.
NT yang tak memegang uang tunai lebih mendapatkan cibiran dari sang sopir. Sopir bilang. "Alah laga lu sok kaya bisa lu minum-minum berjuta-jutaan tapi uang Rp300 ribu aja lu gak ada duit," ucap NT.
NT turun dari mobil. Namun, sopir mengikuti dan bertindak tak wajar. NT mengaku dipukul dan dilecehkan oleh sopir.
"Dia langsung anarkis gitu, megang pundak saya. Dia kekeh minta uang Rp300 ribu, terus pegang dagu saya. Dari situ saya enggak terima, saya tepis tangannya dan di justru menampar pipi saya kiri dan kanan," jelas NT.
NT tak tinggal diam dan berusaha membalas. Namun, kelakuan sopir makin menjadi-jadi. "Dia nendang saya," ujar NT.
NT menerangkan, sopir saat itu berusaha kabur, namun digagalkan oleh warga. Adik sepupu NT mengaku sempat meminta penjelasan sopir.
"Ke buru ada warga dihadang warga. Warga meminta untuk turun menyelesaikan masalahnya . Ada adik sepupu saya yang tidak terima dengar saya ditampar dan ditendang," ujar NT.
Atas kejadian ini, NT mengaku sudah membuat laporan ke Polsek Tambora. Menurut NT, pihak Grab juga telah menindaklanjuti kejadian tersebut.
"Pihak Grab sempat komen di Instagram saya kalau akun sudah dibekukan. Saya minta dipertemukan sopir untuk selesaikan masalah biar gak larut. Tapi sopir belum bisa dihubungi dari pihak Grab bilangnya gitu," tandas NT.
Terkait hal ini, Kapolsek Tambora Kompol Faruk Rozi mengatakan pihaknya sedang menangani kasus tersebut. Faruk membenarkan korban telah membuat laporan polisi tadi malam.
"Sudah kita tangani kok. Tadi malam kan yang mengantarkan visum ke RS Atmajaya kan anggota kami," kata Faruk saat dihubungi, Jumat (24/12).
Faruk mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Grab untuk menangkap terduga pelaku. "Kemungkinan mudah-mudahan dalam hari ini ada komunikasi dari Grab. Paling tidak ada upaya untuk menghadirkan pelaku, tapi kalau enggak pun anggota kita lagi bergerak untuk mencari keberadaan pelaku," ujar dia.
Tanggapan Grab
Grab Indonesia menindaklanjuti laporan terkait pengemudi taksi online diduga melecehkan dan menganiaya penumpang. Kasus ini viral di media sosial usai korban NT membagikan cerita ke media sosial Instagram.
Juru Bicara Grab Indonesia, Muhammad Haekal Umri mengatakan, pihaknya langsung mengambil sikap tegas setelah mendapatkan laporan terkait kasus tersebut.
"Grab turut prihatin dan sangat menyesalkan terjadinya insiden ini. Laporan ini tengah ditindaklanjuti oleh tim kami di mana akun mitra pengemudi terlapor sudah dibekukan, dan investigasi lebih lanjut tengah berjalan sesuai standar prosedur dan kode etik perusahaan,” katanya dalam keterangannya, Jumat (24/12).
Dia mengungkapkan, penyusunan standar prosedur dan kode etik ini telah dikonsultasikan dengan institusi berwenang. Bahkan, Grab Indonesia telah melakukan komunikasi dengan korban.
“Kami juga telah menawarkan penggantian biaya pengobatan penumpang dan pendampingan penumpang berupa penawaran bantuan untuk memproses laporan insiden kepada pihak yang berwajib dan telah menawarkan konseling psikososial untuk pemulihan,” jelasnya.
Haekal menambahkan, keselamatan dan keamanan merupakan prioritas utama Grab Indonesia.
“Grab tidak menolerir kekerasan dalam bentuk apapun, dan akan menindak tegas mitra yang terbukti terlibat dalam aksi kekerasan, termasuk memberikan sanksi berupa pemutusan kemitraan dan mengambil langkah hukum jika diperlukan,” tutupnya.
Reporter: Ady Anugrahadi
Baca juga:
Kapolres Jaktim Benarkan Video Beredar 2 Remaja Diduga Dipukul Polisi
Arogan Minta Ampun, Pemobil Hajar Pemotor Cuma karena Parkir, Ini Tampang Pelakunya
Kejaksaan Kembalikan Berkas Penyidikan Kasus Penyekapan Pengusaha di Depok
Penyerang Polantas di Palembang Dituntut 6 Tahun Penjara
Pemotor Pukul Sopir Angkot di Solo Ditangkap, Pelaku Terancam 2 Tahun Penjara