Viral Video Gibran Menjerit Kelaparan, Ini Faktanya
Seorang anak bernama Gibran menjerit kelaparan. Kondisi ekonomi keluarga membuat Gibran tidak bisa menikmati makanan.
Viral Video Gibran Menjerit Kelaparan, Ini Faktanya
Video pendek yang memperlihatkan seorang anak merengek minta makan karena kelaparan, beredar di media sosial TikTok maupun Instagram.
- Viral Momen Orang Tua Jenguk Anaknya yang sedang KKN, Bawa Banyak Makanan hingga Ajak ke Mal
- VIDEO: Fakta Gibran Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Sentul, Menunya Tak Disangka
- Viral Seorang Pria Mirip Gibran Rakabuming Raka, Parasnya Curi Perhatian
- VIDEO: Sentilan Pedas Gibran "Anak Muda Diremehkan Biasa, Jangan Sampai Menyerah!"
Setelah ditelusuri, video tersebut direkam di wilayah Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Dalam video yang beredar tersebut terlihat seorang bocah menangis, meronta-ronta meminta makan di halaman depan rumah karena merasa lapar.
Terlihat bocah yang mengenakan kaos kuning dan celana pendek itu berulang kali memohon kepada ibunya untuk memberinya makan.
"Aku mau makan mah, mau makan mah, aku lapar," jerit anak itu dalam video.
Namun bukannya memberi makan, sang ibu dari dalam rumah tampak kesal mendengar tangisan dan raungan anak itu. kemudian membentaknya. "Kagak punya duit," sahutnya.
Tidak hanya membentak, sang ibu juga mengeluarkan kata-kata kasar terhadap anaknya tersebut. Namun, bentakan sang ibu tidak menghentikan tangisan anak. Anak itu terus menangis dan teriak minta makan. "Aku mau makan, mau makan," katanya.
Sang ibu lagi-lagi tidak merespons permintaan anaknya tersebut, malah dengan kesalnya keluar rumah sambil membawa air dalam botol kemasan, kemudian menyiramkannya kepada anak itu dan meminta sang anak untuk masuk ke rumah.
Setelah ditelusuri, video itu awalnya diunggah akun TikTok @ahmadsaugi31. Sayangnya, video lengkapnya, ternyata sudah ditakedown.
Namun Ahmad Saugi membuat video lanjutannya bahwa anak itu ternyata bernama Gr usia 6 tahun. Peristiwa itu terjadi di Kampung Panjang RT 03, RW 06, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Pemerintah Kecamatan Bojonggede pun mendatangi rumah bocah tersebut, untuk melihat secara langsung keadaan si anak maupun keluarganya.
Camat Bojonggede Tenny Ramdhani menjelaskan, pihaknya datang pada Minggu (5/5) sekitar pukul 11.00 WIB. Tenny didampingi Sekretaris Kecamatan Elfi Nila Hartani serta Kepala Desa Rawapanjang M Agus, serta ketua RT dan RW setempat.
Menurut Tenny, pihaknya menerima informasi pada Jumat (3/5) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Ada yang mention di akun Instagram kami tapi tidak memberi lokasi secara jelas dan detail," kata Tenny.
Kemudian, Tenny memerintahkan stafnya untuk menelusuri, hingga akhirnya mendapatkan alamat video tersebut direkam hingga ia datang ke lokasi tersebut.
"Memang kalau kita melihat eksisting keluarganya memang dikategorikan keluarga yang miskin dengan penghasilan tidak tetap. Karena Pak Hamzah (kepala keluarga) merupakan buruh bangunan yang bekerja di kawasan BSD, pulangannya pun tentatif, tergantung izin dari mandornya, kami belum tahu berapa penghasilan seorang buruh bangunan," terang Tenny.
Selain itu, keluarga tersebut idak terdaftar di dalam DTKS, karena kartu keluarga (KK) masih menginduk ke satu orang, sementara anaknya yang tiga tidak terdaftar dalam KK tersebut.
"Itu yang kami sayangkan dan tidak pernah melapor juga ke RT RW. Intinya terkait pada keberadaan mereka, tetangga dan RT RW sangat memperhatikan kondisi mereka, karena mereka tahu Pak Hamzah sebagai buruh lepas yang bekerja di luar kota anaknya ditinggal kemudian ibunya si anak-anak ini tidak selalu berada di tempat, sering ditinggal maka para tetangga sering memberikan makanan," katanya.
Langkah selanjutnya, pihaknya meminta kepala desa setempat, bahwa keluarga Hamzah kini dalam koordinasi dan pengawasan pemdes.
"Yang kedua, kami berkoordinasi dengan dinsos untuk bagaimana dinsos memudahkan par pendamping untuk memberikan assessment untuk kelayakan bagaimana mereka bisa masuk kepada penerima bantuan selanjutnya," tegas Tenny.
Terkait dugaan-dugaan adanya anak mengalami perlakuan secara buruk, secara verbal Ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas DP3AP2KB untuk bagaimana berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak
"Kami tegaskan, keluarga Pak Hamzah ada tiga anak, yang di dalam video namanya Gibran, itu anak pertama, usianya 6 tahun, yang kedua laki-laki usianya 4 tahun, yang ketiga perempuan 1,5 tahun," jelas Tenny.