'Wajar Ani Yudhoyono ingin anaknya jadi presiden'
Wikileaks menyebut Ibu Negara Ani Yudhoyono berkuasa penuh tentang persoalan kabinet SBY.
Wikileaks kembali buat heboh jagat Tanah Air. Kali ini, mereka menyebut Ibu Negara Ani Yudhoyono berkuasa penuh tentang persoalan kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tak hanya itu, Ani juga disebut-sebut sedang membangun dan menginginkan agar anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono menjadi presiden di 2019.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua berpandangan wajar jika Ani memang memproyeksikan anaknya sebagai presiden. Hal itu, kata dia, sama sekali tidak menyalahi aturan dan sangat wajar.
"Saya pikir orang tua mana yang tidak inginkan anaknya jadi pemimpin. Saya juga ingin, semua orang tua punya hak, untuk itu tidak ada dosa, itu bukan persoalan haram," ujar Max di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/12).
Dia bahkan menilai data yang diungkap Wikileaks justru lucu. Karena itu, ia menyebut data tersebut bohong belaka.
"Saya malah ketawa kok urusan Agus diangkat-angkat. Dia sekolah, kenapa diragukan (jadi presiden). Tapi semua itu kan garis tangan juga. Banyak juga yang tidak jadi presiden malah masih berjuang terus, saya kira inilah yang saya ingin didengar bahwa persoalan berita Wikileaks berita yang tidak benar," tegas dia.
Tak hanya itu, ia menambahkan, tidak mungkin seorang Ani mengatur tentang kabinet yang notabene banyak partai ada di sana.
"Kabinet itu kan bukan Partai Demokrat saja. Kalau ibu Ani ngatur-ngatur kabinet, partai lain juga pasti ngomong, tapi ternyata tidak. Apa yang disebutkan Wikileaks bukan sesuatu yang punya nilai berita sangat akurat," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Hanya berselang tiga hari sebelum berlangsungnya kampanye di Australia, kabel diplomatik berstempel 'rahasia' dikirimkan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta kepada diplomat AS di Canberra dan CIA. Kabel ini membicarakan dinamika baru peta politik Indonesia.
Para intelijen ini meyakini ada pemain yang menjadi penasehat penting bagi SBY. Orang tersebut bukan wakil presiden, bukan pula menteri dalam kabinet SBY, tapi istrinya sendiri, Ani Yudhoyono .
"Keberadaan Kristiani Herawati telah mengorbankan penasehat kunci lainnya. Ibu negara diduga telah memanfaatkan akses kepada presiden untuk membantu teman-temannya dan menjatuhkan lawannya, termasuk Wakil Presiden (Jusuf) Kalla," tulis kabel tersebut, Minggu (15/12), seperti dikutip dari The Australian.
Informasi tersebut membuat Direktorat Pertahanan Signal dan mata-mata lain yang bertempat di Canberra ingin mengetahui lebih jauh dinamika baru itu. Mereka menilai Ibu Ani memainkan peran untuk membangun dinasti keluarga dengan memasang Agus Harimurti Yudhoyono sebagai presiden selanjutnya.
Tak hanya itu, sumber di Wikileaks juga menyebutkan Ani Yudhoyono adalah satu-satunya orang yang mendapat kepercayaan penuh dari presiden dalam menghadapi setiap isu. "Ibu Ani adalah satu-satunya orang yang Presiden benar-benar bisa percaya pada setiap masalah dan sebagai presiden jalan untuk menuju paruh kedua masa jabatannya, ia semakin bergerak di berbaris dengan istrinya," ungkap Wikileaks.
Harian The Australian juga menyebutkan, Ani sangat berambisi untuk menempatkan Agus Harimurti dan menjadikan ibu negara sebagai capres 2014. Jabatan itu dilakukan sampai putranya mencapai usia yang cukup sampai dapat dipilih menjadi presiden pada Pemilu 2019.