Wali Kota Banda Aceh beri sinyal buka kembali Ulee Lheue malam hari
Kata Aminullah Usman, hal yang terpenting adalah semua kuliner di Aceh memiliki standar kehalalan. Karena kalau sudah halal, tentunya sudah terjamin higienis.
Objek wisata pantai Ulee Lheue, Banda Aceh selama ini menjadi primadona wisatawan lokal berlibur. Selama ini pantai itu hanya dibuka sampai sore hari pukul 18.00 WIB.
Pantai Ulee Lheue menjadi sumber pendapatan warga yang tinggal di sana. Rata-rata warga di sekitar berjualan jagung bakar, minuman air kelapa dan sejumlah bisnis lainnya.
Sekitar 3 tahun lalu, objek wisata terdekat di Kota Banda Aceh ini pernah dibuka hingga malam hari. Akan tetapi, akses malam hari kemudian ditutup oleh Wali Kota sebelumnya, Illiza Sa’aduddin Djamal.
Alasan ditutup malam hari ketika itu, karena bisa menjadi sarang maksiat, karena lokasi minim pencahayaan.
Untuk meningkatkan sektor pembangunan ekonomi kreatif. Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman memberikan sinyal akan membuka kembali objek wisata Ulee Lheue pada malam hari.
Kendati demikian, Aminullah Usman mengaku akan berkoordinasi terlebih dahulu Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) di kota Banda Aceh maupun Aceh. Termasuk berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder lainnya, sehingga objek wisata itu bisa menciptakan perekonomian rakyat.
"Kita benahi (pantai Ulee Lheue), akan kita hidupkan lampu dan akan kita bersihkan dan itu akan kita bicarakan dengan MPU, agar itu bisa kita jadikan sumber ekonomi rakyat," kata Aminullah Usman, saat menghadiri pembukaan pagelaran Aceh Internasional Halal Food Festival, di Taman Bustanul Salatin, Jumat malam (18/8).
Aminullah Usman juga mengaku, kuliner Aceh harus mendunia. Sehingga dengan dibukanya pantai pada malam hari bisa menarik wisatawan lebih banyak ke Aceh.
"Dengan kekayaan dan keragaman kuliner yang dimiliki, makanan tradisional Aceh yang lezat harus dikenal oleh masyarakat dunia. Kuliner Aceh harus mendunia dan bahkan harus menjadi selera dunia," jelasnya.
Kata Aminullah Usman, hal yang terpenting adalah semua kuliner di Aceh memiliki standar kehalalan. Karena kalau sudah halal, tentunya sudah terjamin higienis.
"Yang paling penting adalah setiap tahapan proses produksi makanan haruslah memiliki standar kehalalan," tutupnya.