Wali Kota Malang Nilai Mahasiswa Papua Punya Kontribusi Positif
Wali Kota Malang Sutiaji memuji mahasiswa Papua. Menurutnya, mereka punya peran positif. Sehingga harus dihargai.
Setiap individu yang berada di Malang harus diayomi dan dilindungi haknya. Termasuk mahasiswa Papua yang tinggal di Malang untuk menuntut ilmu. Pernyataan itu ditegaskan Wali Kota Malang Sutiaji menyikapi isu pemulangan mahasiswa Papua sebagai buntut aksi demo yang berakhir ricuh di pusat Kota Malang beberapa waktu lalu.
Sutiaji memuji mahasiswa Papua. Menurutnya, mereka punya peran positif. Sehingga harus dihargai.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Gedung Pancasila berada di mana? Tidak semua bangunan lawas bisa lestari hingga sekarang. Sayangnya, sebagian di antaranya dibiarkan tak terawat kendati memiliki nilai sejarah, salah satunya gedung Pancasila yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
-
Di mana Gedung Pakuan, rumah dinas Gubernur Jawa Barat, berada? Rumah besar ini merupakan bangunan Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat yang terletak di Jalan Pasir Kaliki, Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
"Anak Papua memiliki kontribusi tidak sedikit dalam mengangkat Kota Malang. Jangan kita katakan Papua tidak baik," tegas Wali Kota Malang Sutiaji di kantornya, Senin (19/8).
Pemkot tidak menuding kericuhan demo beberapa waktu lalu dipicu oleh mahasiswa Papua. Dia menduga ada kesalahan prosedur dalam penanganan aksi demo.
"Teman-teman ini kan baru mau menyampaikan pendapatnya di Balaikota, kenapa harus ada bentrok di tengah jalan. Ini yang saya sesalkan. Ini karena kesalahpahaman dari teman-teman di masyarakat, mungkin karena isu atau apa. Kami juga tidak tahu," jelasnya.
"Soal makar atau tidak itu bukan wilayah kami. bentrok itu yang kami sesalkan."
Pemkot Malang meminta maaf atas insiden tersebut. Setelah terjadi insiden bentrokan antara mahasiswa Papua dengan masyarakat dan aparat kepolisian, Pemkot langsung mengumpulkan semua pihak. Wali Kota mengaku mencari jalan tengah agar konflik tidak berkepanjangan.
Dia tidak ingin masuk dalam penilaian aksi yang dilakukan mahasiswa itu adalah bagian dari makar. Untuk diketahui, dalam aksi itu yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) itu, massa diduga membawa pesan dan aspirasi yang dilarang dalam ketentuan berdemontrasi yakni Papua merdeka.
"Mereka (masyarakat) sampaikan itu makar, penilaian makar itu bukan di ranah kami. Bagi kami, itu menyampaikan pendapat, kita dengarkan pendapatnya," katanya.
Sutiaji menegaskan, Pemkot Malang harus ikut menjaga keamanan dan ketertiban. Dalam hal ini, siapapun yang membuat ulah di Malang, harus ditindak sesuai aturan yang berlaku.
"Kalau melanggar hukum, maka ikuti proses hukum. Orang malang pun kalau dia buat ulah harus berhadapan hukum. Ini yang saya sampaikan."
Baca juga:
Ricuh di Manokwari, Kepala Suku Papua Minta Masyarakat Pulang ke Rumah
Media Australia Soroti Demo Ricuh di Papua
Wali Kota Malang Klarifikasi Pernyataan Wakilnya Soal Pemulangan Mahasiswa Papua
Kapolri: Kerusuhan Manokwari Papua Dipicu Kabar Hoaks
Pesan Menristekdikti untuk Mahasiswa di Manokwari Papua Barat