Warga bakar lahan, 3 orangutan tewas terpanggang di Bontang Kaltim
Pemilik lahan kini sedang diinterogasi.
Tiga individu orangutan Kalimantan sub spesies Kalimantan Timur (Pongo Pygmaeus Morio), ditemukan tewas terpanggang di areal lahan milik warga Lhoktuan, Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (21/2). Temuan tewasnya satwa primata itu bikin geger warga, kepolisian, dan juga petugas balai Taman Nasional Kutai (TNK).
Keterangan diperoleh, foto tewasnya 3 individu orangutan itu, diunggah netizen di jejaring sosial, Minggu (21/2) pagi. Itu terjadi usai lahan diduga sengaja dibakar warga Lhoktuan, Sabtu (20/2) kemarin. Petugas balai TNK membaca unggahan itu sekitar pukul 10.00 WITA dibuat terkejut.
"Sekitar jam 12.00 WITA siang ini tadi, saya putuskan tim balai TNK, bersama dengan Polres Bontang, mendatangi lokasi. Ternyata benar, 3 individu orangutan terpanggang. Sementara lahan itu terbakar Sabtu kemarin," kata Kepala Balai TNK Erly Sukrismanto, saat dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (21/2).
Erly menerangkan, tim balai TNK terdiri dari penyidik pegawai negeri sipil (PPNS), polisi kehutanan, bersama dengan kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Pemilik lahan terbakar sudah diketahui dan sedang diperiksa petugas.
"Lahan yang dibakar itu di Lhoktuan, memang berada di luar kawasan TNK. Tapi berdekatan dengan areal hutan lindung Bontang, sekitaran areal PT Pupuk Kalimantan Timur," ujar Erly.
"Ada 3 individu orangutan yang tewas terbakar. Masing-masing diperkirakan usia dewasa, remaja dan bayi orangutan. Sudah kita dokumentasikan fotonya, saat ini ketiga individu orangutan itu akan dikuburkan," tambah Erly.
Dikatakan Erly, kawasan hutan lindung Bontang di sekitar Lhoktuan memang menjadi habitat satwa dilindungi negara dan dunia. Selain hewan bekantan juga menjadi satwa khas Kalimantan, ada buaya serta orangutan.
"Tentu kejadian ini sangat disayangkan. Warga yang akan membakar lahan di sekitar habitat satwa, sekiranya memberitahukan petugas, yang nanti akan memindahkan satwa yang ada di sekitarnya," ucap Erly.
"Sementara ini, dari penyelidikan, itu lahan pribadi milik warga Lhoktuan. Apakah nanti ada unsur kesengajaan membakar lahan beserta satwa yang dia ketahui di dalamnya, ataupun tidak disengaja, nanti akan dibuktikan lebih lanjut. Yang jelas, pemilik lahan dimintai keterangan," imbuh Erly.
Baca juga:
Diduga keracunan Gajah di Aceh tewas mengenaskan
Penghuni baru Medan Zoo bayi Harimau Sumatera diberi nama Benar
Mendagri juga kembalikan harimau diawetkan ke BKSDA Jateng
Mendagri serahkan koleksi harimau dan macan diawetkan ke BKSDA DKI
Cerita Menteri Tjahjo dikritik gara-gara koleksi Harimau diawetkan
Ogah berpolemik, Menteri Tjahjo serahkan harimau diawetkan ke BSKD
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Di mana Orang utan Tapanuli bisa ditemukan? Mengutip indonesia.go.id, Orang utan Tapanuli ini hanya bisa ditemukan di ekosistem Batang Toru. Berada di 3 kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.