Warga ngamuk di rumah dekat lokasi pembuangan mayat Neng
Anjing pelacak mendatangi rumah dekat pembunuhan Neng. Dan penghuni rumah diamuk massa karena diduga pembunuh.
Kepolisian menurunkan anjing pelacak guna menelusuri jejak pembunuh PNF (9), bocah yang ditemukan tewas di dalam kardus, di rumah dekat lokasi pembuangan mayat di Jalan Sahabat di Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (4/10).
Rumah itu berada di deretan rumah petak semi permanen yang jaraknya sekitar 50 meter dari lokasi mayat PNF dibuang.
Saat berada di rumah tersebut, petugas kepolisian meminta penghuni rumah untuk keluar. Isinya adalah seorang bapak yang sedang sakit dan istrinya, serta dua anak perempuannya, dan seorang anak lelakinya yang sudah dewasa.
Saat itulah beberapa warga yang salah sangka mengamuk. Mereka menyangka anak lelaki di rumah tersebut sebagai pelaku pembunuhannya. Warga berteriak dan mulai memaki-maki lelaki itu.
Polisi pun mendorong warga yang mencoba mendesak. Bahkan, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti dan Kasubdit Jatanras Dirkrimum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan pun spontan kaget, lalu mendatangi warga yang mengamuk.
Krishna bergerak cepat menenangkan para warga dengan menggunakan pengeras suara di salah satu mobil.
"Hei, warga, rumah yang tadi dimasuki anjing pelacak bukan rumah pelaku. Saya tegaskan, itu bukan rumah pelaku. Warga sebaiknya jangan bertindak main hakim sendiri, kalian justru melakukan tindak kriminal nanti," kata Krishna sambil melihat ke arah ratusan massa yang sedang disuruh menjauh oleh anak buah Krishna.
Setelah warga menjauh, Krishna mendekati lelaki tersebut guna menenangkan kondisi anak lelaki tersebut.