Wiranto Ditusuk, Golkar Ajak Masyarakat Bentengi Ancaman Radikalisme
Peristiwa itu mencederai demokrasi yang akan berefek terhadap terganggunya investasi dan pertumbuhan khususnya di Pandeglang dan Indonesia pada umumnya.
Partai Golkar mengecam dan mengutuk keras peristiwa penusukkan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang. Ketua Korbid Hankam, Kumham, Hublu Diaspora & Ekonomi Pedesaan partai Golkar, Happy Bone Zulkarnain menilai kasus tersebut menunjukkan masih berkembangnya anasir radikalisme.
Selain itu, kata dia, peristiwa itu mencederai demokrasi yang akan berefek terhadap terganggunya investasi dan pertumbuhan khususnya di Pandeglang dan Indonesia pada umumnya.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
"Saya mengimbau masyarakat untuk bahu membahu bersama aparat penegak hukum membentengi ancaman radikalisme tersebut," kata Happy Bone di Jakarta, Jumat (11/10).
Happy Bone melanjutkan, tanggung jawab masyarakat, individu atau kelompok sebagai bagian dari negara sangat penting dalam mengantisipasi dan menghindari terulangnya kejadian seperti yang dialami oleh Wiranto.
"Keamanan negara bukan hanya tanggung jawab TNI, Polri dan aparat penegak hukum lainnya. Tetapi juga membutuhkan partisipasi masyarakat dalam melakukan antisipasi dini, pencerahan, pencegahan dan pendidikan terhadap munculnya benih - benih radikalisme di tanah air," katanya.
Seperti diketahui, Menko Polhukam Wiranto ditusuk Syahril Alamsyah alias Abu Rara (31) di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Saat beraksi Abu Rara didampingi istrinya Fitria Diana (21). Polisi dan BIN menyebut kedua pelaku bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
Wiranto mengalami kejadian ini ketika hendak kembali ke Jakarta menggunakan helikopter. Dia baru saja meresmikan gedung kampus Universitas Mathla'ul Anwar Pandeglang serta memberi kuliah umum. Ketika turun dari mobil Land Crusier tiba-tiba diserang.
Wiranto sempat dibawa ke Klinik Menes Medical Center Pandeglang, lalu dirujuk ke RSUD Pandeglang. Selanjutnya, dengan menggunakan helikopter dibawa ke RSPAD untuk menjalani operasi.
Selain Wiranto, Kapolsek Menes Kompol Daryanto, ulama Pandeglang, Fuad dan ajudan Danrem juga menjadi korban. Kompol Daryanto terluka diserang Fitria menggunakan gunting.
Baca juga:
Penusuk Wiranto Alumni Fakultas Hukum USU, Lulusan Tahun 1994
Sri Mulyani Soal Penyerangan Wiranto: Tak Ada Penambahan Pengamanan untuk Menteri
Jerinx SID Posting Foto Bersama Wiranto: Lekas Sembuh Bro
Keluarga di Solo Syok Lihat Berita Wiranto Alami Penusukan
Usai Penusukan Wiranto, Polisi Deteksi Kelompok Anarkis di Jatim
Penusukan Wiranto Terjadi di Tengah Pengamanan 200 Personel Polda Banten