Yudi Latief puji Jokowi: Tak semua presiden kehilangan nalarnya
Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latief mengatakan Presiden Joko Widodo tidak kehabisan nalar dalam membina Pancasila. Pujian ini dilontarkan Yudi usai melantik tiga orang deputi UKP PIP.
Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latief mengatakan Presiden Joko Widodo tidak kehabisan nalar dalam membina Pancasila. Pujian ini dilontarkan Yudi usai melantik tiga orang deputi UKP PIP.
"Sejak awal kita apresiasi Presiden. Jangan dipikir seluruh Presiden itu kehilangan nalarnya. Presiden tidak semua nalarnya habis," kata Yudi di Gedung Sekretariat Kabinet, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/7).
Nalar yang dimaksud Yudi adalah ketelitian Jokowi dalam mengambil keputusan. Salah satunya keputusan untuk meluncurkan UKP PIP. Yudi menceritakan, sebetulnya UKP PIP sudah digulirkan sejak akhir tahun 2016.
"Tapi (saat itu) kita punya kesepakatan, di masa-masa kampanye politik Jakarta jangan diluncurkan unit ini. Karena kalau diluncurkan unit ini di masa kampanye politik Jakarta, jelas sekali persepsi publik akan mengatakan ini alat politik," jelas Yudi.
"Dan ternyata Presiden setuju menunda, mendelay. Jadi mendelaynya sampai 6 bulan karena ternyata kampanye politik kelamaan," sambung dia.
Yudi mengatakan keputusan Jokowi membentuk UKP PIP bisa memberi dampak positif jangka panjang. Karena Pancasila menjadi ideologi bangsa secara berkelanjutan.
"Pancasila ini bukan untuk satu periode Kepresidenan. Mungkin personelnya berhenti kalau presiden berhenti. Tapi sebagai produk kelembagaan Presiden lembaga ini harus tetap berjalan. Harus jadi everyday life dan everyday bisnis," pungkasnya.