Ada Tangisan Megawati dan Kenangan Bersama Prabowo dalam HUT PDIP
Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato dalam rangka merayakan HUT PDIP yang di dalamnya mengenang kedekatan dengan Prabowo Subianto.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato dalam rangka merayakan HUT PDIP ke-46 di JIExpo Kemayoran, Kamis (10/1) kemarin. Dalam pidatonya, Mega bercerita mulai dari jatuh bangun mendirikan partai sampai tentang persahabatannya bersama Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Bukan hanya mengenang kedekatannya dengan Prabowo Subianto, masih banyak lagi cerita lain sampai membuat presiden ke-5 ini meneteskan air mata. Berikut poin penting pidato Megawati:
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Megawati Ingin JK Jadi Cawapres Jokowi Lagi
Megawati bercerita sempat meminta Jusuf Kalla (JK) untuk mendampingi Jokowi lagi, sebelum akhirnya jatuh ke pilihan Ma'ruf Amin. Momen ini terjadi saat Megawati memotong tumpeng. Yang ditemani oleh Jokowi, Jusuf Kalla, Ma'ruf Amin, Hamzah Haz, dan Try Soetrisno.
"Tadinya terus terang saya bilang ke Pak Jusuf Kalla. Pak kalau masih bisa, sekali lagi pak. Ternyata karena menurut Undang-undang enggak boleh, bikin kepala saya pusing," cerita Megawati di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (11/1).
Dia mencoba mencari sosok yang tepat untuk pendamping Jokowi. Akhirnya Megawati langsung bertanya kepada Ma'ruf Amin, yang juga rekan sekantornya di BPIP. "Saya tanya kiri, tanya kanan, akhirnya saya tanya sama Pak Ma'ruf. Pak, kalau mau mendampingi Pak Jokowi, mau apa enggak? Sebetulnya enggak boleh nanya gitu ya. Harus ditugasi. Tapi beliau mau, Alhamdulillah," katanya.
Negara Porak Poranda Jika Demi Berkuasa Sebar Hoaks
Megawati merasa bingung mengapa hoaks dan kebencian dipakai demi menang Pilpres. Menurutnya, pemimpin yang bakal terpilih melalui cara demikian hanya membuat negara porak poranda. "Saya bilang ya tentunya beretika punya budi pekerti, tidak hanya main viral, dengan kebencian dan hoaks," ujar Megawati.
Lantas, Megawati berpikir mau apa jadinya pemimpin yang menang dengan cara demikian. Menurutnya hanya bakal menimbulkan kebencian. "Ya ibu denger to, apakah bangsa ini tidak porak poranda satu sama lain, bukan sepertinya jadi musuh," ujarnya.
Tangisan Megawati
Megawati Soekarnoputri sempat terisak dan menitihkan air mata saat menceritakan sejarah partainya. Presiden kelima RI ini, mengawali soal ingatannya saat PDIP masih bernama PDI, tentang kejadian di Pemilu 1997. Di mana jelang hari pencoblosan, dia didatangi oleh pihak Pemerintahan.
"Kembali ke dalam ingatan yang lama, kenapa dari PDI menjadi PDI Perjuangan. Kami waktu itu tahun 97, waktu itu ada Pemilu, saya tidak lupa, beberapa hari pencoblosan saya didatangi beberapa orang dari Pemerintah, yang mengatakan kepada saya hak saya untuk dipilih itu ditiadakan. Tapi saya diizinkan untuk memilih," ucap Megawati.
Hal ini membuat dia merasa binggung. Meski demikian, Megawati tetap meminta para kader banteng untuk tetap mencoblos. Dia mengaku sedih, pasalnya, kader-kader PDI tidak mau memilih. Sehingga suaranya turun drastis. Saat menceritakan ini, dia pun sempat terisak dan menitihkan air mata. "Setelah itu tentu saja, PDI suaranya dikatakan tidak bagus," cerita Megawati.
Prabowo Kangen Nasi Goreng Buatan Megawati
Dalam pidatonya, Megawati juga menceritakan soal persahabatannya dengan Prabowo. Namun Mega merasa heran selalu mendapat serangan dari anak buah Prabowo Subianto. Padahal, dia mengaku hubungannya dengan Prabowo baik-baik saja.
"Saya berteman baik dengan Pak Prabowo. Aneh kan ya, ketika yang namanya justru anak buahnya selalu menampilkan yang menyudutkan kita," kata Megawati.
Dia menceritakan, Prabowo kangen nasi goreng buatannya. Hal itu, menurutnya, diungkapkan orang dekat Prabowo kepadanya. "Padahal seorang terdekat Pak Prabowo membisikkan ke saya, Pak Prabowo kangen loh bu sama nasi gorengnya ibu," kata Megawati.
(mdk/has)