Ahok: Dari dulu sudah dapat tiket maju Pilgub, Ibu Mega pasti kasih
Tapi Ahok menolak pinangan itu, apa alasannya?
Proses penjaringan bakal calon gubernur yang akan diusung PDIP belum usai. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu belum menentukan nama yang bakal diusung atau pun didukung hingga saat ini.
Sehingga, peluang PDIP untuk memberikan dukungan kepada calon perseorangan pun masih terbuka lebar. Terlebih, dengan adanya faktor kedekatan antara Megawati dengan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ahok mengklaim Megawati dan PDIP bisa saja memberikan dukungan secara instan, asalkan dirinya mau maju melalui jalur partai. Namun, cara itu enggan dilakukan meskipun syarat yang diberikan Megawati cukup mudah.
"Saya dari dulu sudah dapat tiket, ibu Mega pasti kasih, asal masyarakat surveinya mau dukung saya," kata Ahok di Balai kota, Jakarta, Selasa (24/5).
Alasan Ahok tidak maju dengan perahu partai adalah karena melihat keseriusan pendukungnya, temanAhok yang terus berupaya agar dirinya maju secara independen. Melihat militansi temanAhok itu, membuka mata Ahok untuk memutuskan maju secara perseorangan.
"Bu Mega kan dulu pesen, saya mau taman yang rapih, sungai mesti bersih. Tiba-tiba ada muncul temanAhok, kamu mau enggak ngecewain anak muda yang sudah bekerja secara militan," klaim Ahok.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Bidang Organisasi dan Pengkaderan DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan, proses penjaringan masih terus berjalan. Namun persiapan untuk melakukan pengerahan massa juga terus diupayakan.
"Pilkada masih jauh. Persiapan tetap. Pokoknya pasukan kita siapkah, apalagi punya modal cukup kuat di sini. Jadi nanti biar digodok betul," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (24/5).
Dia tidak menampik kabar kedekatan antara calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dengan Megawati Soekarnoputri. Namun, kedekatan ini belum tentu menjadi hasil akhir bahwa PDI Perjuangan akan mendukung calon perseorangan.
"Mereka dekat kita sejak tahun 2000 berapa, 2006 sejak jadi Bupati Belitung Timur dekat, hubungan kita baik. Enggak ada masalah. Kalau soal dukungan, politik itu dinamis ya," kata mantan Wali Kota Blitar ini.
Baca juga:
Galang dukungan, pendukung Ahok buat acara Teman Ahok Fair
Ahok tolak dukungan Golkar: Saya tidak bisa diusung partai!
Hanura nilai Pilkada DKI semakin menarik jika Golkar dukung Ahok
Ini alasan Ahok gandeng Heru yang tak punya massa
Ahok sebut biaya saksi di Pilgub DKI gratis jika dibantu temanAhok
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.