Ahok kembali mesra dengan PDIP
Sejak dua hari lalu, santer isu PDIP bakal merapat mendukung Ahok-Djarot.
Konstelasi Pilgub DKI 2017 semakin dinamis saja. Bakal calon petahana Basuki T Purnama (Ahok) kini kembali dekat dengan PDIP.
Hubungan Ahok dan PDIP memang pasang surut jelang Pilgub DKI. Beberapa bulan lalu, Ahok hampir dipastikan didukung oleh PDIP, namun belakangan malah terlibat perseteruan dengan para kader.
Terakhir, ketika Ahok menyebut bahwa tak perlu lagi dukungan PDIP. Dia menilai, Golkar, NasDem dan Hanura sudah cukup meraih tiket maju Pilgub. Hal ini yang membuat sejumlah kader PDIP meradang.
Ahok pun diserang, khususnya soal etikanya dalam berbicara dan memimpin DKI. Politisi PDIP seperti Arteria Dahlan, Andreas Hugo Pareira dan Ahmad Basarah berkomentar miring tentang Ahok, seolah tak ada lagi peluang PDIP untuk mengusung Ahok.
Namun sejak dua hari lalu, berhembus kabar kencang bahwa PDIP akan merapat ke Ahok. Ahok-Djarot menjadi pasangan yang akan diusung oleh PDIP nanti. Bahkan, katanya, momen HUT RI ke-71 menjadi ajang deklarasi pasangan Ahok-Djarot, meski telah dibantah oleh PDIP.
Akan tetapi, isyarat PDIP bakal bersatu dengan Ahok semakin terlihat saja. Misalnya saja, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira yang mengatakan bahwa peluang itu masih 50:50.
"Ya 50:50 lah, kita lihat. Proses sekarang masih berkembang. Semua masih terbuka," kata Andreas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8) kemarin.
Bahkan, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno memuji kinerja pasangan Ahok dan Djarot. Dia mengatakan, sangat mungkin jika PDIP akan kembali menduetkan Ahok-Djarot.
"Kalau kinerja Ahok-Djarot bagus, kinclong, dan dampaknya terhadap kesejahteraan rakyat dirasakan, signifikan," ujar Hendrawan.
Ahok pun tampak malu-malu menanggapi isu PDIP bakal mengusung dirinya. Ahok lebih memilih mengungkap kedekatannya dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia berharap, jika benar PDIP bakal mengusungnya, Megawati nanti memilih Heru Budi Hartono sebagai cawagubnya.
"Saya enggak tahu. Siapa tahu nanti Ibu Mega berani, 'Sudah sama Heru saja enggak apa-apa. Asal Heru jadi anggota PDIP'. Kamu mau bilang apa? Kita kan enggak tahu. Saya enggak tahu," kata Ahok.
Meski demikian, Ahok mengaku hanya pernah ditanya alasan tak mau menggaet Djarot sebagai wakilnya di Pilgub yang akan dilangsungkan pada Februari 2017.
"Ibu Mega paling pernah tanya sama saya sama 'Djarot ada masalah apa? Pak Ahok dulu lho yang pilih-pilih dulu, paksa-paksa lagi'. Saya enggak ada masalah," ujar Ahok.
Sementara itu, isyarat PDIP bakal merapat ke Ahok terbaca dari pesimisme Ketua DPD Gerindra M Taufik. Setelah sempat mesra dengan PDIP, dengan memunculkan nama Tri Rismaharini, kini Taufik lebih menjagokan duet Sandiaga Uno dan Saefullah untuk diusung koalisi kekeluargaan.
"Insya Allah enam partai sepakat. Namanya berkembang menjadi Sandiaga Uno-Saefullah," kata Taufik.
Taufik kini tak peduli dengan sikap PDIP. Dia malah mengajak PDIP untuk mengusung Sandiaga-Saefullah. Padahal, PDIP hanya ingin kursi cagub jika koalisi di Pilgub DKI.
"Kalau PDIP (mau) sendiri, silakan atau mau mendukung, kami sudah punya Sandiaga-Saefullah," kata Taufik.