Airlangga Ikut Manuver NasDem, Posisi Tawar Golkar Berpotensi Terdegradasi
Airlangga Hartarto secara tidak langsung mendegradasi daya tawar Partai Golkar. Sebab, larut dalam manuver politik yang dilakukan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Apalagi Golkar dengan jumlah suara pemilih di atas NasDem, seharusnya punya bargaining position lebih besar.
Partai NasDem menggelar pertemuan dengan mengundang tiga ketua umum partai pengusung Jokowi-Ma'ruf Amin. Yakni Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak hadir. Alasannya sedang berada di luar kota.
Komposisi pimpinan MPR dan arah koalisi ke depan menjadi tajuk pembahasannya. Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk F. Paulus kembali berkilah, bahwa pertemuan itu spontanitas saja.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto ikut dalam rombongan Presiden Jokowi ke KTT G20 India? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Siapa saja yang mendukung Airlangga Hartarto terkait penentuan koalisi di Pilpres 2024? Para ketua dewan, Pak Ical (Ketua Dewan Pembina), Pak Agung (Ketua Dewan Pakar), dan Pak Akbar Tandjung (Ketua Dewan Kehormatan), Wakil Ketua DPR RI menambahkan, selain menolak munaslub dan menyatakan dukungan pada kepemimpinan Airlangga, para ketua dewan juga menyampaikan dukungan penuh pada Ketum Golkar terkait sikap dan strategi partai berlambang pohon beringin di Pilpres 2024. Termasuk penentuan koalisi dan nama calon presiden dan calon wakil presiden.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
"Itu konteksnya spontanitas saja. Tidak ada untuk bercerita kegiatan apa dan sebagainya. Spontanitas saja," singkat Lodewijk usai pembubaran TKN, semalam.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago punya penilaian sendiri. Menurutnya, Airlangga Hartarto secara tidak langsung mendegradasi daya tawar Partai Golkar. Sebab, larut dalam manuver politik yang dilakukan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Apalagi Golkar dengan jumlah suara pemilih di atas NasDem, seharusnya punya bargaining position lebih besar.
"Kalau itu pertemuan koalisi biasa, tidak ada masalah. Namun kalau bicara soal bargaining, posisi tawar Airlangga hilang," ungkap Pangi.
Menurutnya, PDIP sebagai pimpinan koalisi bisa saja tidak berkenan dengan pertemuan tersebut. Terbuka kemungkinan partai berlambang banteng moncong putih itu marah dan akhirnya berseberangan jalan dengan partai lain.
"Kalau Megawati marah, Jokowi juga pasti marah. Kenapa sih ada panggung-panggung begitu. Kalau mereka percaya Pak Jokowi, ya percaya saja tidak usah bermanuver untuk membuat panggung-panggung lain," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto. Menurutnya, silaturahmi dua tokoh itu adalah hal biasa.
"Beliau kan sahabat baik. Kalau Pak Prabowo ketemu Ibu Mega biasa," katanya Jokowi saat menghadiri acara pembubaran Tim Kampanye Nasional (TKN) di Restoran Seribu Rasa Menteng, Jumat (26/7).
Pertemuan Mega dengan Prabowo bersamaan dengan agenda di DPP Partai NasDem. Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengundang Gubernur DKI Anies Baswedan untuk makan siang. Jokowi tidak melihat itu sebagai sesuatu yang spesial.
"Kalau Pak Surya Paloh ketemu Pak Anies biasa, tidak ada apa-apa," tuturnya.
Namun berkembang isu jika dua pertemuan itu berdampak pada soliditas partai-partai koalisi pendukung Jokowi. Sebelumnya, Surya Paloh juga melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa. Minus Ketum PDI Perjuangan Megawati.
Jokowi menegaskan jika koalisi sampai saat ini masih solid. "Jadi sudah saya sampaikan koalisi baik-baik saja, solid-solid saja. Solid banget," tegasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Koalisi Jokowi Bakal Terbuka untuk Kerjasama dengan Oposisi di Parlemen
Sekjen PPP Sebut Jokowi Masih Hitung-hitungan Ajak Oposisi Gabung
Sekjen NasDem Sebut Calon Menteri Parpol Hanya dari Koalisi
Golkar Minta Jokowi Prioritaskan Kader Partai Isi Kabinet
Jokowi Minta Parpol dan Relawan Usulkan Kandidat Menteri
Sekjen Parpol Kubu Jokowi akan Kumpul Rutin Kawal Penyusunan Kabinet