Airlangga: Pimpinan DPR MPR Besok Kita akan Putuskan
Menteri Perindustrian tersebut tak mau berbicara siapa kader Golkar yang ditunjuk menjadi pimpinan DPR MPR. Dirinya memutuskan menunggu hingga pelantikan anggota dewan 2019-2024 beserta pimpinan diselenggarakan.
Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo memutuskan mendukung pencalonan Ketum Airlangga Hartarto di Munas Golkar. Hasil itu muncul setelah keduanya bertemu pada Jumat (27/9) lalu.
Namun, Airlangga tak menjawab tegas apakah islah keduanya sebagai kesepakatan politik. Dimana Bamsoet mendukung Airlangga karena ditawarkan kursi Ketua MPR.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana caranya DPD I Golkar bisa mengganti Ketua Umum Airlangga Hartarto? Aturan mengenai pergantian ketum tercantum dalam anggaran dasar Partai Golkar dengan beberapa ketentuan. Salah satunya, apabila dua per tiga Pengurus Partai (DPD) Provinsi sepakat agar Munaslub dilaksanakan.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
"Lihat besok, tadi Pak Bamsoet statementnya nggak begitu," kata Airlangga ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (30/9).
Menteri Perindustrian tersebut tak mau berbicara siapa kader Golkar yang ditunjuk menjadi pimpinan DPR MPR. Dirinya memutuskan menunggu hingga pelantikan anggota dewan 2019-2024 beserta pimpinan diselenggarakan.
"Pimpinan DPR MPR besok kita akan putuskan, jadi kita tunggu besok," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo Bertemu, Jumat (27/9). Hasilnya, Bamsoet memutuskan mendukung pencalonan Airlangga di Munas Golkar.
Bamsoet menjelaskan, hal ini dilakukan guna menjaga soliditas partai. Terlebih saat ini tengah terjadi berbagai isu di Tanah Air yang butuh perhatian elite politik.
"Untuk sementara ini, saya coolling down dulu. Memutuskan untuk mendukung pencalonan beliau (Airlangga)," jelas Bamsoet kepada merdeka.com, Sabtu (28/9).
Dia tak ingin kegaduhan terjadi di internal Golkar menambah beban Presiden Jokowi. Ditambah, kondisi dan situasi negara yang tengah menghadapi banyak persoalan.
Golkar sebagai partai pemerintah, harus mendukung dan menjaga stabilitas politik Jokowi. Terlebih jelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin 20 Oktober nanti.
Bukan cuma itu, Bamsoet juga akhirnya menerima tawaran untuk menjadi Ketua MPR dari Golkar. Hal itu yang ditawarkan oleh Airlangga dalam pertemuan semalam.
"Beliau meminta saya jadi calon ketua MPR," tambah Ketua DPR itu.
Untuk pencalonan di Munas Golkar 2019, Bamsoet sekali lagi menegaskan ingin menjaga soliditas partai.
"Saya cooling down dulu, karena pertarungan pendukung saya dan beliau keras sekali," tutup dia.
Baca juga:
Petinggi Golkar Bantah Ada Barter Jabatan Dalam Perdamaian Bamsoet dan Airlangga
Ormas Pendiri Golkar Dukung Penuh Airlangga Kembali Jadi Ketum
Golkar Siapkan Aziz Syamsudin Jadi Pimpinan DPR, Bambang Soesatyo di MPR
Airlangga Tegaskan Golkar Dukung Pemerintahan Jokowi
Ada Surya Paloh di Balik 'Gencatan Senjata' Airlangga dan Bambang Soesatyo
Akbar Tandjung Senang Airlangga dan Bamsoet Berdamai