Alya Rohali dan Sekda Hardiono Masuk Survei Calon Wali Kota Depok
CESPELS merilis elektabilitas calon wali kota Depok incumbent, Idris Abdul Somad. Hasilnya, 50,4 persen responden ingin Depok dipimpin wali kota baru.
Sekretaris Daerah Kota Depok, Hardiono didorong maju sebagai calon wali kota Depok di Pilkada serentak 2020. Nama Hardiono pun muncul dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Masyarakat Madani Peduli Depok yang bekerjasama dengan Center For Social Political Economic And Law Studies (CESPELS).
CESPELS merilis elektabilitas calon wali kota Depok incumbent, Idris Abdul Somad. Hasilnya, 50,4 persen responden ingin Depok dipimpin wali kota baru.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
"Sementara sisanya yaitu 49,6 persen memberi kesempatan lagi pada pemimpin daerah saat ini (Idris Abdul Somad)," kata ketua Masyarakat Madani Peduli Depok, Abdul Rohim Marbun, Senin (13/1).
Calon lain, dari hasil survei muncul nama presenter wanita, Alya Rohali dengan elektabilitas 24,6 persen. Imam Budi Hartono 18,7 persen dan Hardiono sebesar 8 persen. Imam Budi Hartono merupakan anggota DPRD Jabar dari PKS.
Survei menggunakan metode kuantitatif yang dilakukan Desember 2019. Survei dilakukan di 11 kecamatan. Jumlah responden yang diambil sebanyak 658 orang.
"Kita berhasil mengumpulkan data-data ini yang didapat dari spektrum yang sangat majemuk," ungkapnya.
Pihaknya juga berhasil memetakan tiga masalah utama yang paling meresahkan. Ketiga masalah utama itu pertama kemacetan. Hasilnya, 28,9 persen menilai kemacetan dianggap sangat serius, 26,1 persen dinilai serius dan cukup serius.
"Sedangkan 18 persen yang menilai kemacetan di Depok tidak masalah," tambahnya.
Kedua pengangguran, di mana 21 persen masyarakat Depok menganggap ini menjadi masalah yang sangat serius. Sedangkan, 34 persen menilai serius dan 29 persen menilai masalah ini cukup serius.
"Hanya 14,3 persen masyarakat Depok yang menilai tingkat pengangguran tidak masalah," paparnya.
Ketiga masalah kemiskinan, masalah ini, kata dia, mendapatkan nilai 35 persen cukup serius, dan 29,3 persen menilai serius. "Dan 16.7 persen menilai sangat serius dan 17,8 persen sisanya tidak serius," tambahnya.
"Dari berbagai pertimbangan maka kami mendukung Pak Hardiono untuk maju," ucap Abdul Rohim.
Menanggapi hal itu, Hardiono mengaku jika memang ada warga yang menginginkan dirinya maju maka dia bersedia.
"Alhamdulillah ada masyarakat, yang merupakan akar rumput, mendukung, mendorong, mengusung dan semoga memilih saya, bila diamanahkan sebagai Walikota periode 2021-2024. Terima kasih, semoga keinginan masyarakat betul betul dikabulkan oleh Allah SWT, untuk perbaikan Depok ke depan," katanya.
(mdk/rnd)