Amien Rais Menyerang Lagi
Serangan demi serangan ini membuat telinga partai pendukung Jokowi panas. Satu persatu partai di belakang Jokowi pasang badan.
Politikus senior Amien Rais menyerang pemerintahan Jokowi lagi. Kali ini, serangan Amien mengangkat isu Indonesia meredup. Sejumlah persoalan bangsa terkini diungkit Amien melalui video yang disiarkan dalam kanal Youtube Amien Rais Offisial, Kamis (13/8).
Video yang diberi judul: Pilihan Jokowi: Mundur atau Terus. Episode 1. Bangsa Indonesia Dibelah diunggah 10 jam lalu telah ditonton 627 orang.
-
Mengapa Budi Arie menilai Jokowi pantas menjadi Wantimpres? Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun."Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63," kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang dikatakan Budi Arie tentang peluang Jokowi menjadi Wantimpres? Budi Arie tak setuju kalau Jokowi dianggap hanya sebatas punya peluang untuk menjadi Wantimpres Prabowo-Gibran di kabinet baru nanti. Dia menyebut, Jokowi sudah layak untuk menjadi bagian dari Wantimpres. "Jangan peluang dong, kalian memangnya... Ya, pokoknya ini kan semua jalan politik persatuan untuk kemajuan," jelas dia.
-
Siapa yang meminta tanda tangan Presiden Jokowi? Pasangan artis Vino G Bastian dan Marsha Timothy kerap disebut sebagai orang tua idaman. Pasalnya demi impian sang anak, Jizzy Pearl Bastian, pasangan orang tua ini rela melakukan segala cara.
Dalam kanal youtubenya, Amien agak keras melihat kondisi Indonesia yang 'tertunduk' di tengah pergaulan antar bangsa imbas pandemi Covid-19. Di dalam negeri, aspek-aspek kemanusiaan dianggap Amien jauh dari kata adil dan beradab seperti yang diamanatkan Pancasila.
Amien juga melihat persatuan antar warga negara terkoyak-koyak. Keadilan jauh dari harapan rakyat kecil akibat ulah para elite negara yang berkuasa dan berharta. Indonesia semakin jatuh jika ditengok dari sisi kehidupan politik, sosial ekonomi, penegakan hukum serta kehidupan moral bangsa, kata Amien.
Kehidupan demokrasi dianggap memburuk karena kecurigaan dan ketakutan rezim Jokowi terhadap umat Islam yang berisikap kritis dan korektif. Dia menuding kriminalisasi dan demonisasi serta persekusi terhadap para ulama sangat terlihat jelas.
Gaya politik Jokowi juga dikritik. Amien menyebut Jokowi sebagai partisan. Yang mana cenderung memihak kelompok kalangan tertentu. Ketua MPR ini menganggap jalan politik Jokowi beresensi 'politik belah bambu'.
"Sampai sekarang penyakit politik bernama partisanship itu tetap menjadi pegangan rezim Jokowi dalam menghadapi umat islam yang kritis terhadap kekuasaannya," ujar Amien.
Serangan demi serangan ini membuat telinga partai pendukung Jokowi panas. Satu persatu partai di belakang Jokowi pasang badan.
Amien Rais Setop Politik Identitas
Golkar meminta Amien tidak memakai lagi manuver politik identitas. Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono menilai politik identitas sudah usang, sudah dilewati ketika Pilkada dan Pilpres sebelumnya diramaikan hal tersebut.
"Memanfaatkan isu-isu politik identitas itu kan sudah dilewati kemarin pada saat Pilkada terus Pilpres kemarin, jadi ya kenapa harus diembuskan kembali, itu barang lama, buat apa," kata Dave.
Dia mengatakan, Amien juga seharusnya menjelaskan politik pecah belah dimaksud. Presiden Joko Widodo, kata dia, sudah merangkul semua pihak. Termasuk lawan politiknya. "Lawannya beliau di Pemilu kemarin saja sudah masuk ke dalam jajarannya, jadi apa yang dipecah belah," ujarnya.
Amien Rais Tegur Diri Sendiri
NasDem juga tak terima dengan anggapan Amien. Ketua Fraksi NasDem di DPR, Ahmad Ali melihat Amien seperti sedang menegur dirinya sendiri.
"Mungkin Pak Amien sedang menegur diri sendiri, bagus insyAllah setelah beliau menegur dirinya, untuk ke depan semakin baik dan sehat. Karena kalau yang dimaksud Pak Jokowi melakukan politik adu domba, pecah belah. Saya tidak melihat itu dalam diri maupun kebijakan Pak Jokowi," ujar Ali.
Ahmad menjelaskan, pemerintahan Jokowi tidak anti kritik dan menerima seluruh masukan bagi untuk kemajuan pemerintah. Buktinya adalah pemberian bintang tanda jasa kepada dua sosok yang rajin mengkritik Jokowi, Fahri Hamzah dan Fadli Zon.
Amien Rais Punya Beban Usai Kongres PAN
Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno balik menyindir Amien Rais. Penilaian Amien, kata Hendrawan, banyak keliru dilihat dari berbagai aspek kehidupan negara.
"Demokrasi membuka ruang untuk beda pendapat. Indikator lain menunjukkan penilaian Pak Amien keliru. Indeks kerentanan sebagai negara gagal, indeks solidaritas sosial, dan indeks kemudahan berbisnis, semua membaik," katanya.
Menurutnya, ada potret lain yang berbeda dengan apa yang dilihat Amien. Mengutip pengamat, kata dia, Amien tengah penuh beban setelah Kongres PAN. "Jadi, ada potret lain selain potret yang digambarkan Pak Amien. Para pengamat menilai, Pak Amien sedang penuh beban selepas Kongres Kendari," ujarnya.
Kendati begitu, Hendrawan menghormati pendapat Amien selaku politisi senior. "Betapa pun menggigit sengit, tetap harus kita hormati. Kita berusaha menemukan butir-butir yang bermakna kebajikan di tengah kalimat-kalimat atau nada-nada yang bising dan berisik," terangnya.
Kritik Amien Bergaya Satire
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai, politikus senior Amien Rais sedang menggunakan gaya satire atau bahasa sindiran untuk menggambarkan situasi kondisi negara saat ini.
Ubed menilai diksi yang dipakai Amien masih terbilang santun dengan menggunakan kata 'redup' dalam memaknai situasi kondisi Indonesia sekarang.
"Satire itu kan menggambarkan situasi Indonesia yang sedang menghadapi situasi berat. Cara mengatasi Covid-19 yang lamban dan leadership yang lemah membuat republik ini makin tidak berdaya," ujar Ubed.
Namun, ada juga yang menganggap kritikan Amien wajar sebagai warga negara. Warga negara yang gelisah atas masalah yang menimpa bangsanya. "Hak Amien Rais untuk bisa mengkritik siapapun. Sebagai rakyat berhak mengkritik siapapun. Termasuk dalam mengkritik penyelenggara negara," ujar Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.
Meski demikian, kritikan Amien disebut berangkat dari kondisi bangsa yang terjadi belakangan. Penilaian Amien mungkin merujuk angka pertumbuhan ekonomi yang merosot, PHK massal, meningkatnya angka kemiskinan baru akibat pandemi Covid-19 serta kebebasan sipil dalam menyampaikan kritik.
"Menurut saya fakta empiriknya Indonesia tidak saja sedang redup, tetapi sudah memasuki episode gelap tahap awal. Sebab faktanya angka pertumbuhan ekonomi makin merosot hingga minus 5 persen lebih, jumlah pengangguran terus bertambah, angka kemiskinan juga bertambah dan seterusnya," bebernya.
"Termasuk Indeks Demokrasi yang semakin memburuk, apalagi dalam indikator kebebasan sipil. Padahal dalam konteks membangun kepercayaan internasional pada Indonesia indeks demokrasi juga sangat penting artinya bagi dunia ekonomi khususnya investasi," sambung Ubed.
(mdk/ray)