Anies Unggah Film Pelemahan Demokrasi, PAN: Tidak Ada Hubungannya dengan Indonesia
Seharusnya, kata Viva Yoga, film yang ditonton Anies Baswedan dijadikan pelajaran sejarah bahwa bangsa Indonesia harus semakin demokratis dan maju dalam membangun peradaban. Tidak boleh lagi set back, kembali ke demokrasi masa kelam.
Bakal calon presiden Partai NasDem Anies Baswedan mengunggah soal film dokumenter politik perjalanan Presiden Brasil Lula da Silva dan membicarakan pelemahan demokrasi dengan cara kuasai wasit, singkirkan lawan hingga ganti aturan main.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga menegaskan jika demokrasi Indonesia saat ini sangat jauh dari hal-hal tersebut.
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
-
Apa berita bohong yang disebarkan tentang Anies Baswedan? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Kenapa Anies Baswedan menjadi target berita bohong? Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi sasaran berita bohong atau hoaks yang tersebar luas di media sosial. Terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
"Itu cerita di Brasil. Dan tidak ada hubungannya dengan Indonesia saat ini. Indonesia telah meninggalkan praktek pemerintahan otoritarian, yaitu suatu Pemerintah atas nama negara," kata Viva Yoga, saat dihubungi merdeka.com, Senin (2/1).
Seharusnya, kata Viva Yoga, film yang ditonton Anies Baswedan dijadikan pelajaran sejarah bahwa bangsa Indonesia harus semakin demokratis dan maju dalam membangun peradaban. Tidak boleh lagi set back, kembali ke demokrasi masa kelam.
"Peristiwa demokrasi di negara lain dapat menjadi pelajaran sejarah demokrasi Indonesia ke depan," tegasnya.
"Saat ini, komitmen pemerintah dalam membangun demokrasi ditujukan pada terciptanya kelembagaan demokrasi melalui berfungsinya mekanisme check and balances di tengah-tengah masyarakat," sambung Viva Yoga.
Lebih lanjut, menurutnya Hollywood merupakan pusat perfilman dunia, beragam tema dan narasi disuguhkan.
"Dunia film tak akan habis ide, gagasan, cerita, dan narasi. Bahkan film sebagai industri spesifik dapat dipergunakan sebagai alat agitasi propaganda, penggalangan kekuatan, dan penyebaran nilai sosial budaya tertentu," imbuhnya.
(mdk/eko)