Apakah sudah genting Jokowi harus copot lagi anak buahnya?
Selama setahun memerintah, Jokowi sudah menghadapi banyak masalah baru.
Isu-isu akan adanya reshuffle jilid II yang akan digulirkan oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla semakin gencar diperdengarkan. Dalam menanggapi hal tersebut, pengamat politik Margarito Kamis mendukung atas hal tersebut.
"Bagus, kalau dia (Presiden) sadar akan adanya yang tidak cukup bagus dan beres dalam pemerintah," kata Margarito ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (20/10).
Margarito mengharapkan reshuffle yang jadi perbincangan agar lebih cepat dan jangan menunggu lama. Dirinya melihat, banyaknya permasalahan yang saat ini dihadapi pemerintah harus segera diatasi seperti masalah kebakaran hutan yang menimbulkan dilanda asap.
Reshuffle menurut Margarito diperlukan karena menganggap saat ini Indonesia tengah dilanda genting. Namun, reshuffle nantinya jangan dibiarkan terlalu lama sehingga bisa mencari calon yang benar-benar bisa menyelesaikan masalah saat ini.
"Saya setuju karena tidak bisa dianggap sepele. Betul dolar sudah turun tapi tidak bisa jadi pegangan. Situasi ini tidak bisa dibiarkan, Jokowi harus tindak cepat dan tindakan cepat itu harus diganti sekelas seperti Rizal Ramli, Ruhut. Orang-orang baru yang masuk setara mereka," katanya.
"Kita masih berpendapat ini disebabkan karena pembantu-pembantunya dan juga tidak bisa dilepaskan dari beliau (Jokowi). Tetapi keadaannya sudah begini, beliau menyadari dan atasi sudah kabinet lakukan sekarang untuk nasib bangsa ini jangan biarkan genting ini berjalan," tambahnya.
Margarito beranggapan, reshuffle nanti ini bukan dikarenakan oleh masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam pemerintahan. Karena, saat ini pemerintah harus memikirkan demi kepentingan rakyat Indonesia.
"Bukan, kita tidak bicara KMP KIH. PAN bukan faktor, karena pemilihan harus yang tepat seperti Ruhut, Rizal. Situasi ini sudah cukup kelam di bidang hukum politik, ekonomi dan harus ditekel orang yang lebih. Segera harus diubah jangan tunggu 1 atau 2 tahun lagi. Ini mungkin merupakan hadiah reshuffle setahun menjabat Jokowi," pungkasnya.