Artis yang nyaleg harus bisa edukasi pemilih soal program kerja
"Jadi tidak hanya mengandalkan popularitas tapi juga mengandalkan kecakapan politiknya," jelas Erik.
Banyak artis yang akan maju menjadi calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2019. Artis dipercaya mempunyai modal popularitas yang bisa mempermudah dalam sosialisasi kepada para pemilih.
Peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, Erik Kurniawan menilai popularitas saja tak cukup. Artis harus memiliki visi misi dan program kerja yang jelas. Termasuk harus memiliki kecakapan politik. Dengan demikian demokrasi substansial dapat tercapai.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan artefak tersebut dibuat? Penemuan tersebut merupakan artefak budaya Unetice yang berasal dari tahun 2300 hingga 1600 SM.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Bagaimana Soto Bebek Bu Heri dibuat? Kuah soto bebek sendiri berasal dari kaldu bebek yang dibuat dengan campuran aneka rempah. Selain suwiran daging bebek, ternyata di porsi soto itu ada juga campuran ati.
-
Apa arti dari melankolis? Melankolis adalah sebuah nuansa perasaan yang kaya akan kompleksitas emosi. Melankolis bukan sekadar sinonim untuk kesedihan, melainkan sebuah nuansa perasaan yang kaya akan kompleksitas emosi.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
"Popularitas jadi magnet tersendiri tapi diproses awal ini hendaknya artis itu dibekali parpol dengan visi misi dan program kerja yang bagus sehingga ia menjadi semacam magnet baru. Jadi tidak hanya mengandalkan popularitas tapi juga mengandalkan kecakapan politiknya," jelasnya di Media Center Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (25/7).
Erik mengatakan kehadiran artis di kancah politik ini harus mampu menjadi semacam brand baru partai. "Tapi bukan karena popularitasnya semata, tapi karena kecerdasan, karena kepeduliannya, karena empatinya yang tinggi. Jadi visi misi dan program kerja partai itu tersampaikan dengan baik ke pemilih. Salah satunya lewat artis," jelasnya.
"Itu PR partai dan caleg artis ke depan harusnya mengedukasi pemilih terkait visi misi dan program kerja," sambungnya.
Dalam proses yang sedang berlangsung ini, publik harus melihat apakah nanti muncul gagasan-gagasan baru dari caleg yang berlatar belakang artis ini. "Kalau itu muncul itu baik untuk proses demokrasi substansial kita. Tapi kalau itu enggak muncul hanya karena dia pelawak, hanya karena dia artis, hanya karena dia public figur, percayalah demokrasi subnstansial kita tak akan tercapai. Hanya berjalan di tempat. Tidak berkembang sama sekali," tutupnya.
Baca juga:
Ini alasan PKS tak calonkan artis di Pileg 2019
Pesan Wanda ke caleg artis: Kalau terpilih tak sekedar datang, duduk, pulang
Wanda Hamidah minta NasDem Adil soal nomor urut Caleg
Sindiran dua partai biru ke NasDem soal biaya transfer politisi
Wasekjen PAN benarkan pengakuan Lucky Hakim di grup WA soal duit Rp 5 M dari NasDem
Jadi Caleg, Katon Bagaskara diharapkan dongkrak suara PDIP di Yogyakarta