Bamsoet: Yang ideal adalah pasangan Jokowi-Prabowo
Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai Jusuf Kalla (JK) masih menjadi calon wakil presiden ideal bagi Joko Widodo. Namun, kata Bambang, jika UU memutuskan JK tidak bisa lagi menjadi wakil presiden, maka cawapres yang ideal adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai Jusuf Kalla (JK) masih menjadi calon wakil presiden ideal bagi Joko Widodo. Namun, kata Bambang, jika UU memutuskan JK tidak bisa lagi menjadi wakil presiden, maka cawapres yang ideal adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Kalau Pak JK tidak boleh maka yang ideal adalah pasangan Jokowi-Prabowo," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/2).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Pria yang akrab disapa Bamsoet inu mengatakan usulan agar Prabowo menjadi cawapres Jokowi bertujuan untuk menghindari pertarungan yang berdampak pada perpecahan bangsa seperti saat Pilpres 2014 lalu.
"Jadi tanpa ada pertarungan sengit yang berpotensi menimbulkan luka kembali terhadap kelompok bangsa kita, pelajaran yang kita petik kemaren antara Jokowi dan Prabowo itu kan cukup lama. Dua tahun paling tidak kita melakukan recovery," tegasnya.
Selain di tingkat masyarakat, imbas dari pertarungan Jokowi-Prabowo di Pilpres juga berdampak pada dinamika politik di Parlemen. Menurutnya, 'buah' dari pertarungan itu memunculkan dua kubu di parlemen, yakni Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat.
"Adanya KMP-KIH di parlemen juga sangat mempengaruhi akhirnya kinerja pemerintahan satu tahun kemaren paska pilpres kan agak stuck, tidak langsung bisa berlari karena ada di parlemen ada perpecahan ada KMP dan KIH," ujar Bamsoet.
Sementara itu, Bamsoet menyatakan Golkar tidak berhasrat mencalonkan kadernya menjadi cawapres Jokowi. Dukungan kepada Jokowi dianggap sudah cukup. Soal sosok cawapres, lanjut Bamsoet, Golkar menyerahkan kewenangan kepada Jokowi.
"Golkar tidak mau bicara soal cawapres. Kita sadar betul bahwa banyak juga di liar yang potensial. Bagi kami kewenangan menentukan cawapres ya Pak Jokowi," klaimnya.
"Sehingga kita tidak terlalu bermimpi muluk muluk yang penting kita titipkan bangsa ini kepada calon yang sudah kita dukung Pak jokowi, terserah beliau mau menggandeng siapa sebagai cawapresnya," sambung Ketua DPR ini.
Meski demikian, pihaknya menitipkan pesan kepada Jokowi soal program Partai Golkar. "Kita ingin Indonesia kedepan dapat memberikan lapangan pekerjaan yang lebih luas kepada masyarakat, memberikan harga sembako yang terjangkau, memberikan perumahan yang murah bagi rakyat dan pendidikan yang baik bagi rakyat," tandasnya.
Baca juga:
KPU larang gambar Soekarno, Soeharto dan KH Hasyim Asyari di alat peraga
JK prediksi di Pilpres 2019 calon yang muncul dari nasionalis-religius
PKB sodorkan kriteria cawapres buat Jokowi, nasib Cak imin ditentukan Juni
JK kembali dijagokan cawapres, Mendagri nilai klausul UUD 45 multitafsir
Sekjen PPP tegaskan Jusuf Kalla tak bisa lagi jadi wakil presiden