Banyak kader korupsi, Nusron sebut Golkar butuh refleksi total
Tujuannya agar Partai Golkar kehendakan dan aspirasi rakyat. Apalagi, sejak lama Golkar mengusung jargon ' Suara Golkar, Suara Rakyat'.
Koordinator Bidan Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I Partai Golkar Nusron Wahid menilai partainya perlu koreksi dan refleksi menyeluruh terkait perilaku kader. Usulan ini menyusul banyaknya kader Partai Golkar yang tersangkut kasus korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tujuannya agar Partai Golkar kehendakan dan aspirasi rakyat. Apalagi, sejak lama Golkar mengusung jargon ' Suara Golkar, Suara Rakyat'.
"Kita perlu reflektif dan perlu koreksi total," kata Nusron di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (5/10).
Menurut Nusron, salah satu kehendak rakyat adalah partai harus menerapkan prinsip pemerintahan yang bersih dan mendukung upaya pemberantasan korupsi. Dia menilai, ada manajemen yang salah yang dijalankan Golkar sehingga banyak kader yang melakukan korupsi.
"Ini kan tentu ada sesuatu yang salah dalam manajemen pengelolaan partai, ada yang salah dalam maksud dan tujuan berpolitik mencapai kekuasaan. Kok sampai kemudian 7 orang dalam sebulan," tegasnya.
Berdasarkan analisisnya, penyebab masalah tersebut bisa karena beberapa faktor. Semisal, mahar politik, politik transaksional atau mental kader yang hanya memikirkan uang.
"Ada proses biaya politik tinggi di dalam diri Golkar, bisa mahar, bisa transaksional di aktivitas politik di partai atau bisa juga yang bersangkutan tamak ingin berlomba-lomba menumpuk kekayaan dari jabatan. Bukan untuk berlomba lomba mencapai kebaikan dalam rangka kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Kepala BNP2TKI ini menawarkan solusi agar Partai Golkar membuat sistem yang tegas untuk mencegah kader melakukan praktik korupsi.
"Nah ini kan harus dikoreksi, koreksinya apa? Partai Golkar harus punya komitmen yang tegas, harus membuat instrumen sistem yang jelas, agar supaya tidak ada kader yang bertindak dan berperilaku korupsi. Itu refleksi harus kita bangun," ucap Nusron.