Blak-blakan La Nyalla diminta Prabowo ratusan miliaran untuk maju Pilgub Jatim
La Nyalla mengaku sudah menghabiskan dana Rp 5,9 miliar. La Nyalla menuturkan, Prabowo menanyakan kesanggupan menyediakan Rp 200 miliar.
Nama La Nyalla Mattalitti sempat digadang-gadang bakal maju sebagai calon gubernur Jawa Timur yang diusung Partai Gerindra. Namun niatnya bertarung di Pilgub Jatim tak terealisasi lantaran tak mendapat rekomendasi untuk diusung oleh Gerindra.
La Nyalla blak-blakan menceritakan kegagalannya diusung Gerindra untuk maju di Pilgub Jatim. Termasuk cerita ketidaksanggupannya memenuhi mahar politik ratusan miliar rupiah yang disebutnya permintaan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jazilul Fawaid menepis isu Cak Imin maju di Pilkada Jatim 2024? Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid menepis isu calon wakil presiden nomor urut 1 yang juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar akan maju pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2024. "Gus Muhaimin tidak mungkin, ngapain (maju Pilkada Jatim)," ujar Jazilul di Jakarta, Sabtu (6/4). Ia menegaskan sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai Cak Imin (sapaan akrab Muhaimin Iskandar) akan maju pada Pilkada Jatim.
-
Kapan Wapres Ma'ruf menjadi Plt Presiden? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 tahun 2024 tentang penugasan Wakil Presiden untuk melaksanakan tugas presiden hingga 6 Maret 2024.
-
Bagaimana prasasti Mazmur tersebut ditulis? Prasasti ini ditulis di bawah tanda salib merah di samping struktur batu besar.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
Di hadapan wartawan yang hadir dalam konferensi pers di Restoran Mbok Berek, Jl Prof Dr Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (11/1), La Nyalla menceritakan proses mendapatkan rekomendasi dari Gerindra. Semua dimulai saat La Nyalla diundang Prabowo menghadiri deklarasi pasangan Mayjen (Purn) Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung Gerindra di Pilgub Jabar 2018.
Saat itu La Nyalla dipanggil ke dalam ruang kerja Prabowo. "Di situ ada Saudara Sugiono, ada Saudara Prasetyo, dan Pak Prabowo sendiri, menanyakan kesiapan saya (maju Pilgub Jatim)," ujar La Nyalla.
Dengan tegas La Nyalla menyatakan kesanggupannya. Setelah itu Prabowo menanyakan kesiapan La Nyalla dari sisi pendanaan. Dia mencoba meyakinkan Prabowo dengan mengatakan bahwa urusan dana aman karena dia didukung pengusaha.
"Pak Prabowo mengatakan apakah saya siap uang, saya bilang saya siap kalau masalah uang. Dia tanya lagi, 'Bisa kapan uang?' Saya bilang, Nanti saja, Pak setelah rekom selesai, saya ada pengusaha-pengusaha muslim," kata La Nyalla.
Dia mengaku sudah mengucurkan Rp 5,9 miliar yang diterima oleh Tubagus Daniel Hidayat (Bendahara La Nyalla) dan diserahkan ke Saudara Fauka. La Nyalla mengatakan, Prabowo justru merespon dengan marah-marah dengan memakinya. Sambil menyinggung soal uang Pilpres 2014. Dia mengaku tak mengetahui maksud kemarahan Prabowo.
La Nyalla menyebut Partai Gerindra meminta 'mahar' sebelum mengeluarkan rekomendasi untuknya di Pilgub Jatim 2018. Dia merinci total uang yang telah dikeluarkannya.
"Yang pasti saya sudah keluar uang Rp 5,9 miliar. Saya juga sudah buka cek Rp 70 miliar sudah dibawa oleh Saudara Daniel ke Hambalang, Hambalang juga saya nggak tahu. Dan saya sudah sampaikan semua ini juga cair, kalau semua ini sudah resmi jadi calon gubernur, belum apa-apa saya udah diperes," tuturnya.
Saat bertemu dengan Prabowo itu, La Nyalla juga ditanya kesiapan untuk uang saksi. Satu saksi Rp 200.000. Di tiap TPS ada dua saksi. Jumlah TPS mencapai 68.000 TPS. Dengan hitungan itu maka La Nyalla harus menyiapkan Rp 28 miliar untuk saksi. Tapi, kata La Nyalla, yang diminta justru Rp 48 miliar. Uang itu harus diserahkan sebelum tanggal 20 Desember 2017.
"Enggak sanggup saya, ini namanya saya beli rekom, saya enggak mau," ujar La Nyalla.
Mantan Ketum PSSI ini menambahkan, permintaan mahar untuk mengeluarkan rekomendasi datang langsung dari Prabowo. Nilainya tidak tanggung-tanggung, ratusan miliar.
"Prabowo sempat ngomong, 'Kamu sanggup Rp 200 miliar?' 500 saya siapkan, kata saya karena di belakang saya banyak didukung pengusaha-pengusaha muslim,' tutur La Nyalla.
Awalnya La Nyalla mengira pernyataan Prabowo saat itu hanya gurauan saja. Namun dia kaget setelah benar-benar ditagih. La Nyalla mencoba melobi dengan menawarkan pemasangan foto Prabowo di seluruh Jawa Timur untuk bahan kampanyenya.
"Saya pikir main-main, ternyata ditagih betul Rp 40 miliar, saya bilang nanti," beber La Nyalla.
La Nyalla melanjutkan ceritanya. Tidak hanya Prabowo, Ketua DPD Gerindra Jatim Soepriyatno juga disebut memalak Rp 170 miliar. Namun La Nyalla menolak.
"Dia minta uang Rp 170 miliar. Langsung saya sampaikan kepada Daniel, saya lebih baik bangun masjid saya bilang. Biar yang mengganjal ini tanggung jawab," ujarnya.
Tubagus Daniel memperkuat cerita La Nyalla soal mahar politik permintaan Prabowo. Pria bernama lengkap Tubagus Daniel Hidayat ini mengaku memiliki bukti kuat.
"Saya ini ada 13 rekaman foto uang sampai ke rumahnya oknum F (Fauka). Ada semua. Percakapan dari oknum F ini selalu saya rekam," ungkap Daniel.
"Awalnya saya ngasih enggak pakai saksi, tapi saya dibilangin sama temen saya, 'Masak elu ngasih duit Rp 2 M nggak pakai saksi?' Karena enggak mau pakai tanda terima, akhirnya saya kalau mau nyerahin ke oknum F, saya masukin ke kantong HP saya, saya matikan (layar) HP saya, terus saya rekam. Jadi setiap transaksi ada rekamannya. Untuk ini-itu," imbuh Daniel.
Wakil Sekjen Gerindra Arief Poyuono membantah semua tuduhan La Nyalla soal mahar politik yang diminta Prabowo. Dia mengatakan, kegagalan La Nyalla diusung Gerindra bukan karena mahar politik tapi karena tak kunjung mendapat rekan koalisi.
"Tidak ada permintaan 40 milyar dalam Surat tugas Gerindra pada Mas La Nyalla untuk mendapatkan Partai Koalisi untuk mengusung Mas La Nyalla dalam Pilgub Jatim. Sampai surat tugas itu berakhir Mas La Nyalla tidak berhasil mendapatkan Partai Koalisi dalam Hal ini Partai Besutan Pak Amin Rais," ujar Arief melalui pesan singkat yang diterima merdeka.com.
Namun, kata dia, soal uang saksi yang diminta pada La Nyalla dianggap wajar. Sebab, para saksi di TPS adalah ujung tombak dalam pertarungan Pilkada. Dia menjelaskan, setidaknya dibutuhkan tiga Saksi untuk satu TPS. Belum lagi saksi di tingkat PPS, PPK dan KPUD. Belum lagi untuk dana pelatihan saksi sebelum pencoblosan yaitu sebesar Rp 100.000 per orang/hari. Pelatihan disiapkan untuk 3 hari. Artinya masih dibutuhkan dana sebesar Rp 20,5 miliar.
"Artinya kekurangan dana nantinya yang menanggung ya kader Partai Gerindra, seperti pada Pilgub DKI Jakarta seluruh Kader Gerindra di Indonesia urunan untuk bantu Anies - Sandi,"
Baca juga:
La Nyalla ngaku didukung Habib Rizieq nyalon Pilgub Jatim
La Nyalla siap tumbangkan Gus Ipul di Pilgub Jatim
Kecewa, Al-Khaththath ungkap pesan Rizieq ke Prabowo copy paste kemenangan di DKI
Kecewa Prabowo, Al Khaththath ungkap peran aksi 212 di kemenangan Anies
Gerindra bantah La Nyalla soal mahar, colek Jokowi hingga Ridwan Kamil