BPN Soal Selisih Jokowi-Prabowo 11 persen di Survei: Indikasi Kami Menang Pilpres
Suhud menganalisis, elektabilitas Jokowi akan stagnan di angka 50 persen. Dia memprediksi akan sulit bagi paslon 01 untuk mendongkrak elektabilitas di sisa masa kampanye ini.
Elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengejar Joko Widodo-Ma'ruf Amin versi survei Litbang Kompas. Berdasarkan survei itu, selisih antar paslon tinggal 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, berbanding Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen.
Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga Suhud Alynudin mengatakan hasil survei tersebut mirip dengan survei internal. Survei tersebut, menurutnya, menandakan kemenangan bagi paslon 02 di Pilpres 2019.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kenapa Prabowo bertemu dengan Konferensi Waligereja Indonesia? "Intinya semuanya adalah kesatuan dan di situ di bawah judul kesatuan itu ada sekian banyak hal, yaitu pemilu yang jujur, dikatakan oleh Bapak Prabowo sendiri, damai, adil, dan sebagainya,” kata Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo dikutip Antara.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
"Indikasi kami akan menang insya Allah di Pilpres 2019 mendatang," kata Suhud kepada wartawan, Rabu (20/3).
Suhud menganalisis, elektabilitas Jokowi akan stagnan di angka 50 persen. Dia memprediksi akan sulit bagi paslon 01 untuk mendongkrak elektabilitas di sisa masa kampanye ini.
"Pemilih loyal Pak Jokowi di bawah 40 persen. Artinya, saat ini susah buat dia genjot elektabilitas dalam waktu 1 bulan," ujarnya.
Melihat kondisi di lapangan, kata Suhud, swing voters kecil kemungkinan bakal mendukung Jokowi-Ma'ruf. Kemungkinan besar, menurutnya, arah dukungan para swing voters mengarah ke Prabowo-Sandiaga atau memilih golput alias tidak memilih.
"Kami yakin swing voters takkan lari ke petahana. Paling apes mereka golput. Namun kami yakin sebagian besar akan ke pasangan Prabowo-Sandi insya Allah," klaim Suhud.
Merujuk survei tersebut, elektabilitas Prabowo-Sandiaga masih kalah telak di beberapa daerah, semisal Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jateng, paslon 02 mengantongi suara 18,4 persen dan Jatim 27,8 persen.
Suhud memprediksi elektabilitas paslon 02 akan naik di dua daerah tersebut. Sosok Sandiaga dijadikan strategi bagi BPN untuk mendongkrak elektabilitas.
"Kami yakin faktor Pak Sandi masih berpeluang untuk mendorong elektabilitas, khusus untuk Jateng dan Jatim," tandasnya.
Dikutip merdeka.com dari Harian Kompas Rabu (20/3), berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.
Baca juga:
Survei Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Turun, TKN akan Maksimalkan Kampanye Terbuka
Survei Litbang Kompas Maret 2019: Selisih Elektabilitas Jokowi dan Prabowo 11,8%
TKD Wajibkan Caleg di Jabar Pasang Gambar Jokowi di Alat Peraga Kampanye
Jokowi: Survei Internal Kita, Partai Perindo Sudah 4,7 Persen
Bertemu Relawan, Ma'ruf Bicara Uang Negara Bocor dan Lari ke Luar Negeri