Cak Imin: Paham radikalisme hanya ekspresi dari kebodohan
Menurut Cak Imin, itu terjadi akibat kualitas pemahaman agama yang kacau.
Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar menyebutkan, paham radikalisme hanyalah ekspresi dari kebodohan. Menurut dia, itu terjadi akibat kualitas pemahaman agama yang kacau.
"Paham radikalisme? Itu hanya cobaan, itu hanya godaan, itu hanya ekspresi dari kebodohan," sebut Cak Imin, sapaan akrabnya, di Gedung GP Ansor, Jakarta Pusat (3/6/2018).
-
Apa yang ditemukan Muhaimin Iskandar terkait tenda jemaah Indonesia di Mina? Dalam sidak ini Muhaimin mendengarkan sejumlah keluh kesah dan menemukan beberapa catatan seperti tenda yang tidak ideal. Dia mencontohkan di mana jumlah jemaah lebih banyak dari kapasitas tenda. Hal ini menjadi bahan evaluasi yang harus dilakukan agar tidak berulang.
-
Siapa Sultan Iskandar Muda? Sultan Iskandar Muda dikenal sebagai raja paling besar dalam sejarah Kesultanan Aceh.
-
Kapan Sultan Iskandar Muda berkuasa? Ia berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Siapa Teuku Iskandar? Iskandar adalah seorang guru besar, kritikus sastra, dan juga leksikografer yang menempuh pendidikan di Universitas Leiden.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
Karena itu, Cak Imin mengatakan, kualitas pemahaman mengenai agama harus ditingkatkan, salah satunya seperti lewat pendidikan. "Harus diangkat, lewat cara pendidikan dan dialog," kata dia.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko, menyatakan bahwa paham radikal memang harus diselesaikan oleh pemerintah.
Lebih jauhnya, kata Moeldoko, tindakan pencegahan dan bergerak secara masif diperlukan untuk menghalau masuknya paham tersebut. Selain itu, lanjut dia, dibutuhkan juga penyadaran seluruh pihak yang telah tertular oleh paham radikalisme.
"Ini perlu kesadaran dan kepastian dan prefentif harus dilakukan dengan baik," ucap Moeldoko.
Terkait paham radikalisme, tindakan tegas terhadap hal-hal yang belum bisa diperbaiki sebut Moeldoko juga dibutuhkan.
"Untuk itu TNI telah menyiapkan Koopssusgab, dan itu sebuah instrumen yang untuk membackup kepolisian," sebutnya.
Reporter: yunizafira putri
Sumber: Liputan6.com