Cegah kampanye hitam & hoaks, Timses Jokowi usul pertemuan dengan kubu Prabowo
"Pemilu itu lebih ke sebuah festival, kontestasi program. Tidak memunculkan sesuatu yang melukai hati kedua belah pihak. Isu-isu yang membuat luka batin, kita hentikan. Boro-boro hoaks, kalau perlu negative campaign enggak usah lah," ujar Bima
Pelaksanaan Pemilihan Umum Serentak, yakni Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) akan berlangsung April 2019 mendatang. Rakyat Indonesia akan memilih para anggota dewan legislatif DPR RI, DPD RI, DPRD serta presiden dan wakil presiden.
Meski masih beberapa bulan, namun persaingan khususnya Pilpres sudah sangat terasa. Sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai pasangan calon presiden, persaingan yang menjurus negative campaign seolah tak terhindarkan.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima tak memungkiri kondisi tersebut. Bima menilai kontestasi pada Pilpres kali ini sudah mengarah pada hal-hal yang menciptakan suatu permusuhan dan saling menjelekkan, seperti pada Pilpres 2014.
Tim Kampanye Nasional membuat framing untuk pasangan Jokowi-Amin, berupa rekonsiliasi anak bangsa. Apalagi ada tokoh Ma'ruf Amin yang merupakan representasi kelompok Islam yang ikut gerakan 212 maupun 411. Dimana selama pemerintahan Jokowi-JK, representasi tersebut tak ditemukan.
"Kita tidak ingin, proses pemilu dan pasca pemilu ini seperti tahun 2014. Pak Jokowi dengan Pak Jusuf Kalla menang, seolah-olah hanya presidennya partai pengusung dan relawan. Karena luka batin saat kampanye itu sudah terlalu dalam," ujar Bima disela acara 4 Pilar Kebangsaan di Balekambang, Solo, Sabtu (6/10) malam.
Dengan hadirnya Ma'ruf Amin yang merupakan bagian dari 212 maupun 411, Bima berharap komunikasi dengan kekuasaan bisa lebih mudah. Meskipun tidak semua kelompok 212 atau 411 mendukung Ma'ruf Amin, namun kekuasaan mendatang akan menjadi lebih sejuk karena ada konfigurasi yang sangat neng-Indonesia dan menjadi milik bersama.
Untuk itu, ia akan berpesan kepada para relawan agar pada saat menyampaikan program kampanye selalu berpijak pada Pancasila. Perbedaan-perbedaan yang ada diharapkan tidak memicu adanya perpecahan bangsa. Maka strategi kampanye kita mencari diksi-diksi, idiom-idiom bahwa Pemilu adalah kontestasi, bukanlah suatu permusuhan atau pertempuran, namun sebuah festival.
"Pemilu itu lebih ke sebuah festival, kontestasi program. Tidak memunculkan sesuatu yang melukai hati kedua belah pihak. Isu-isu yang membuat luka batin, kita hentikan. Boro-boro hoaks, kalau perlu negative campaign enggak usah lah. Kita berpikir kontestasi ke depan agar negara lebih maju itu seperti apa. Walaupun negative campaign itu tidak dilarang, tapi lukanya dalem," katanya.
Untuk membangun Indonesia lebih maju, Bima mengaku dibutuhkan kebersamaan semua pihak. Tidak mungkin bangsa ini maju, hanya dengan peran Jokowi-Ma'ruf Amin dan partai pengusung atau relawan. Namun juga dibutuhkan peran dari Prabowo-Sandiaga dan para pendukungnya.
"Kalau toh InsyaAllah menang, itu hanya bisa diwujudkan secara bersama-sama. Pemilu selesai, kita rekonsiliasi batin, kita bareng-bareng. Pak Ma'ruf Amin akan merepresentasikan figur untuk kawan-kawan yang dulu tidak terwakili dalam pemerintahan Jokowi," jelasnya.
Terkait pertemuan dengan tim kampanye Prabowo-Sandiaga, Bima mengaku sudah dipersiapkan. Meski belum ada pertemuan secara formal, namun sudah ada pertemuan bersifat individu guna mencari formulasi pertemuan yang paling tepat.
"Kemarin ada ide, bagaimana kalau pertemuannya bukan berbentuk rapat. Tapi kita putar kembali sosial media-sosial media yang berbau hoax. Jadi hoax menjadi bahan tertawaan kita, hoax menjadi bahan kita geli sendiri," ucapnya.
Politisi PDIP itu juga tak menginginkan jika pertemuan tersebut didramatisir, seolah-olah dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Padahal, kata dia, hingga saat ini belum ada kejadian yang mengganggu situasi Pemilu.
"Maka harus diawali dengan makan bersama sambil menertawakan hoax. Ini kan kemasan yang cukup kreatif, yang fondasinya adalah kebersamaan dan kebangsaan kita lebih di dahulukan," pungkas Bima.
Baca juga:
PSI nilai kasus hoaks Ratna tanda kepemimpinan Prabowo lemah & gampang dibohongi
Pendukung Prabowo diklaim ke Jokowi, Gerindra bilang 'Rommy mimpi di siang bolong'
Sandiaga Uno safari politik di Jember
Dapat dukungan 35 habib dan ulama, Ma'ruf Amin berharap menang Pilpres
GenMilenial, pasukan udara pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin
Merasa tersinggung, pendukung Prabowo laporkan Farhat Abbas ke polisi