Cerita Din Syamsuddin ditawarkan Jokowi jadi ketua timses lewat Teten
Din mengaku tidak mau menjadi ketua maupun anggota tim sukses pasangan calon manapun. Sebab dirinya terlibat aktif di PP Muhammadiyah. Dia juga berdalih tak mungkin berpihak lantaran berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatannya sebagai Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Sirajuddin Syamsuddin alias Din Syamsuddin, mengaku Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menawarkan padanya posisi ketua tim kampanye nasional pasangan capres-cawapres, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Jokowi menyampaikan pesan melalui Koordinator Staf Khusus Kepresidenan Teten Masduki, dan Staf Khusus Presiden, Ruhaini Dzuhayatin.
"Memang ada yang pernah ada menghubungi saya Pak Teten Masduki dan Bu Ruhaini katanya membawa pesan Presiden ingin dijadikan ketua timses nasional," kata Din di kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (29/8).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi presiden setelah PDIP menang di pemilu 2019? Seiring dengan kemenangan PDIP, Joko Widodo juga kembali terpilih sebagai presiden Indonesia untuk masa jabatan kedua.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Namun, Din tak memberikan balasan lantaran bukan Jokowi atau Ma'ruf yang menyampaikan secara langsung.
"Namun saya belum percaya kalau Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin sendiri menyampaikan kepada saya. Makanya saya tak jawab waktu itu," imbuhnya.
Dia menceritakan pesan itu disampaikan kepada dirinya tiga hari sebelum tim kampanye nasional Jokowi menyerahkan struktur ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Atau pada 17 Agustus 2018.
"Tiga hari sebelum diajukan ke (KPU). Tapi saya tidak jawab tapi belakangan beliau bilang kemarin mau dihubungi untuk dilibatkan dalam timses itu istilahnya Pak Teten. Kalau ada suara lain membawa pesan Presiden untuk diminta kesediaan menjadi ketua timses gitu," kata dia.
Din mengaku tidak mau menjadi ketua maupun anggota tim sukses pasangan calon manapun. Sebab dirinya terlibat aktif di PP Muhammadiyah.
"Karena itu saya jaga betul yang saya teladankan sebagai warga Muhammadiyah. Sekarang harus saya teladankan maka saya tak mungkin menjadi atau masuk sebagai apapun sebagai tim sukses pasangan manapun," tegasnya.
Din melanjutkan, dirinya berkomitmen sebagai penengah gerakan lintas agama dan lintas suku. Karena itu, dia harus menjaga keseimbangan.
Dia juga berdalih tak mungkin berpihak lantaran berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatannya sebagai Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Maka yang ngajak-ngajak saya ikut timses manapun harus tahu saya ini PNS tidak boleh lebih bagus begini saja," ungkapnya.
Baca juga:
Din Syamsuddin: Protes Meiliana soal azan terlalu keras bukan penistaan agama
Kandidat ketua tim Koalisi Indonesia Kerja segera diserahkan ke Jokowi
Din Syamsuddin harap cawapres di Pilpres 2019 tokoh Islam pluralisme
Soal pilpres 2019, Din ingatkan jangan terjebak penilaian hitam-putih
4 Nama ini mendadak muncul di tengah Jokowi dan Prabowo cari cawapres
4 Tokoh agama dilirik jadi cawapres
Akademisi ini sebut Din Syamsudin berpeluang jadi cawapres jika gabung parpol