Cerita Ganjar Dianggap Underdog di Pilgub Jateng Tapi Menang karena Pendukung Kompak
Ganjar bercerita bagaimana hadir sebagai seorang kader PDI Perjuangan (PDIP) yang dididik dan digembleng, melibatkan tokoh-tokoh seperti Megawati Soekarnoputri serta Almarhum Taufiq Kiemas.
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menceritakan pengalamannya sebagai seseorang yang tak diperhitungkan atau underdog saat Pilkada Jawa Tengah.
Dia bercerita bagaimana hadir sebagai seorang kader PDI Perjuangan (PDIP) yang dididik dan digembleng, melibatkan tokoh-tokoh seperti Megawati Soekarnoputri serta Almarhum Taufiq Kiemas.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Apa yang menjadi ciri khas fisik Ganjar Pranowo? Ganjar Pranowo merupakan salah satu calon presiden yang akan mengikuti kontestasi pemilihan presiden Indonesia 2024. Salah satu hal yang menjadi ciri khasnya secara fisik adalah rambut putih yang berkilau.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
Ganjar berterima kasih kini ditugaskan sebagai calon presiden dari PDIP oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Dia menjelaskan, tugas dari PDIP itu bukan pertama baginya. Dia pernah ditugaskan di Badan Pendidikan Dan Pelatihan PDIP. Lalu ditugaskan menjadi calon anggota legislatif.
"Jadi penugasan-penugasan yang diberikan kepada kami itu adalah bagian dari keseriusan sebagai kader sekaligus menguji kita sendiri apakah kita cukup serius," kata Ganjar dalam sambutan di agenda konsolidasi di GOR Jakabaring, Palembang, pada Sabtu (20/5).
Popularitas Ganjar saat Maju Pilgub Jateng 7 Persen
Ganjar mengaku tidak pernah bermimpi, namun tiba-tiba ditugaskan menjadi calon gubernur Jawa Tengah. Padahal saat itu Ganjar sedang menyiapkan diri untuk maju lagi sebagai calon anggota DPR.
"Tiba-tiba secara mendadak kami ditugaskan, saya ditugaskan untuk maju pemilihan gubernur di Jawa Tengah. Tahu enggak? Saat itu popularitas saya hanya 7 persen, elektabilitas saya hanya 3 persen. Dan harus men-challenge (menantang, red) seorang incumbent yang punya pengalaman menjadi pangkostrad bintangnya tiga, incumbent," kata Ganjar.
Yang dimaksud Ganjar adalah Pilgub Jateng saat harus menghadapi purnawirawan TNI Bibit Waluyo. Akhirnya Ganjar yang menang. Dan menurutnya, kemenangan itu bisa terjadi karena gotong royong dan kekompakan kader PDIP dan pendukungnya.
"Kalau saat itu PDI Perjuangan Jateng tidak kompak, tidak ada satupun rumus kemenangan itu,” kata Ganjar lagi.
Ganjar mengaku selain kepada kader PDIP dan pendukung, ungkapan terima kasih perlu diberikan kepada sejumlah pihak.
"Terima kasih saya berikutnya, saya belum lupa, pada saat mau diwawancara sama ibu, saya digandeng oleh seseorang, namanya Prananda Prabowo. Saya dirangkul, digeret masuk duduk di dalam, yang di dalamnya sudah komplit ada Ibu Mega, ada (Alm) Mas Tjahjo (mantan Sekjen PDIP), dan ada Mas Prananda. Ada kami diskusi pada saat itu. Oke kamu sosialisasi, tapi menunggu keputusan dari saya. Saya katakan 'siap bu'," urai Ganjar.
"Dan pada saat kami sosialisasi, kemudian terakhir agendanya diketok bahwa saya direkomendasi (jadi cagub Jateng). Di ruangan tadi ada satu orang, dan itu menjadi panglima tempur. Dan sosok ini darahnya juga dari bumi Sriwijaya, Palembang, yakni Mbak Puan Maharani,” kata dia.
Lalu Ganjar bercerita satu sosok pagi. Yakni Almarhum Taufiq Kiemas. Dia mengingat, selalu dimarahi oleh almarhum jika bertemu.
Banyak yang menyarankan Ganjar untuk menolak jika dipanggil suami Megawati tersebut. Namun Ganjar justru melihat marahnya almarhum Taufiq Kiemas bukan marah sebenarnya.
"Yang saya baca, Mas Taufiq itu sedang tidak memarahi saya. Dia sebenarnya sedang menggembleng mental saya, apa kita ciut atau kemudian kita berani. Begitu saya direkomendasi, kami bertempur, kami menang, pertama yang saya lapori adalah Bapak Taufiq Kiemas," beber Ganjar.
"Njar, sini Njar. (Lalu Almarhum Taufiq berkata kepada wartawan) hai para wartawan, anak ini, dulu waktu mau maju (Pilgub Jateng), underdog dan dia bisa memenangkan. Begitu kata beliau," beber Ganjar.
Sayangnya, kata Ganjar, itulah pertemuan terakhir karena kemudian Taufiq berangkat melaksanakan tugasnya sebagai Ketua MPR ke Ende, NTT, namun jatuh sakit. Setelah dirawat, Taufiq Kiemas meninggal dunia.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/gil)