Cibiran-cibiran jika Ahok kembali ke pelukan PDIP dan Djarot
Keluhan Heru akan kerasnya dunia perpolitikan hingga rayuan sejumlah parpol membuat Ahok mulai goyah.
Calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memastikan maju dalam Pilgub 2017, lewat jalur perseorangan dengan menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemprov DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, sebagai cawagub. Dengan dukungan Teman Ahok lewat pengumpulan KTP, Ahok menolak ajakan sejumlah partai politik hendak meminangnya maju Pilgub DKI.
Ahok bahkan meyakini sebelum Agustus 2016, sejuta KTP warga DKI sudah terkumpul sebagai syarat maju lewat jalur perseorangan. Namun 'pedenya' Ahok maju lewat jalur independen terlihat kendur.
Keluhan Heru akan kerasnya dunia perpolitikan hingga rayuan sejumlah parpol membuat Ahok mulai goyah. Khusus dengan PDIP, Ahok belakangan mengatakan mempunyai hubungan sangat baik sejak masih menjabat Bupati Belitung Timur.
Saking dekatnya dengan PDIP, Ahok mengaku sudah seperti bagian internal dari partai yang memiliki kursi terbanyak di DPRD DKI. Pernyataan Ahok itu membuat desas-desus duetnya dengan Djarot Saiful Hidayat, yang juga kader PDIP kembali mencuat.
Namun kabar duet Ahok-Djarot itu mendapat cibiran dari sejumlah pihak. Berikut rangkumannya:
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
Ahok yang meninggalkan PDIP dan meninggalkan Djarot
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira melihat sejak lama Ahok ragu maju melalui jalur independen.
"Cuma itulah gayanya Pak Ahok yang ngotot. Pak Ahok yang meninggalkan PDIP, meninggalkan Pak Djarot, bukan sebaliknya," kata Andreas melalui pesan singkatnya, Jumat (3/6).
"Kalau Ahok menyadari jalan yang ditempuh salah, harus gentleman dong mengakui jalan yang diambil salah, baru kembali ke jalan yang benar," imbuhnya.
Namun Andreas memastikan bahwa, hingga akhir periode kerja, partainya tetap akan mendukung Ahok dan Djarot.
"PDI Perjuangan terbuka, tidak pernah menutup pintu terhadap siapapun baik kader pdi perjuangan maupun non-kader yang ingin diusung oleh PDIP," ungkapnya.
Namun menurut Andreas, jika ingin diusung oleh PDIP, Ahok harus menyerahkan diri sepenuhnya pada mekanisme partai.
"Bukan malah mau mengatur partai. Pemimpin yang baik dalam pemerintahannya tetap harus mengikuti mekanisme pemerintahan, bukan mau-maunya sendiri," pungkasnya.
Kalau rujuk dengan Djarot berarti Ahok tidak konsisten
Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur Gerindra, Syarif mengatakan bila Ahok berubah pikiran dan kembali menggandeng Djarot, maka mantan bupati Belitung Timur itu dinilai tidak konsisten dan mengecewakan banyak pihak terutama Teman Ahok.
"Jika wacana Ahok-Djarot terjadi artinya kan Ahok putar haluan maju lewat jalur Partai. Jika demikian terjadi Ahok berarti memang tidak konsisten," kata Syarif saat dihubungi, Jumat (3/6).
"Ketidakkosistenan Ahok makin menunjukkan sikap Ahok yang memang akan menyakiti Teman Ahok," tambahnya.
Politisi Gerindra ini percaya PDIP tidak akan memberikan restu kepada Ahok untuk menjadikan Djarot sebagai pendampingnya jika melalui jalur perseorangan.
"Saya percaya pimpinan PDIP DKI yang sudah menyatakan tidak mendukung calon dari jalur perseorangan," tegas Syarif.
PDIP tegaskan jika Ahok mau gandeng Djarot lagi harus lewat partai
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menegaskan, apabila Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin menggandeng kembali Kepala Bidang Organisasi dan Pengkaderan DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat sebagai wakil gubernur DKI Jakarta di Pilgub 2017 harus melalui partai terlebih dahulu.
"Ya kita menegaskan kalau semua harus menuju jalan kepartaian, itu prinsip. Harus jalan kepartaian harus bersama sama karena partai punya cita-cita kolektif bersama untuk rakyat," tegas Hasto kepada merdeka.com di DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (2/6).
Meski begitu, Hasto menegaskan, PDIP terus melakukan survei terhadap publik Jakarta sebelum menentukan siapa pasangan calon yang akan diusung.
"Semuanya tetap harus melalui proses. Masyarakat DKI Jakarta sendiri yang harus menentukan. Dan kami terus menerus akan melakukan survei untuk membaca harapan masyarakat DKI dalam mencari pemimpin yang baru," pungkasnya.