Data PolMark sebut pemilu punya potensi merusak hubungan pertemanan
Lembaga survei PolMark Indonesia merilis hasil olahan data dari 73 survei PolMark Research Center (PRC) baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam rentang waktu 15 Januari 2016 sampai dengan 11 Juni 2018. Salah satu yang ditarik adalah adanya potensi pemilu mengancam kerukunan sosial masyarakat.
Lembaga survei PolMark Indonesia merilis hasil olahan data dari 73 survei PolMark Research Center (PRC) baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam rentang waktu 15 Januari 2016 sampai dengan 11 Juni 2018. Salah satu yang ditarik adalah adanya potensi pemilu mengancam kerukunan sosial masyarakat.
Direktur Riset PolMark Indonesia, Eko Bambang Subiyantoro mengatakan, dari kumpulan data tersebut, 4,3 persen pemilih di Jakarta diketahui rusak hubungan pertemanannya karena Pilpres 2014. Sementara pada Pilkada DKI 2017 ada 5,7 persen yang rusak hubungan pertemanannya.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
"Tergolong kecil, namun jika angka itu diproyeksikan ke jumlah pemilih, maka jumlahnya signifikan mengancam retaknya kerukunan sosial," ucap Eko di Hotel Sofyan, Jakarta, Rabu (29/8).
Dia menerangkan, meski itu gambaran secara statistik, tapi satu saja keretakan hubungan sosial adalah tragedi kemanusiaan atau tragedi demokrasi. Menurut Eko, hasil pemilu dan prosesnya tidak boleh menyakiti siapapun.
"Dalam demokrasi yang mapan atau terkonsolidasi dipersyaratkan bahwa pemilu diterima sebagai satu-satunya cara bermain (the only game in town) yang diterima semua orang. Proses dan hasil pemilu pun semestinya tak boleh membuat luka sosial bagi siapapun," tukasnya.
Diketahui, survei yang dilakukan PolMark Indonesia menggunakan multistages random sampling. Dengan rincian jumlah responden untuk masing masing tingkat nasional sebanyak 2.250 orang dengan margin of error 2,1 persen atau 2.600 orang dengan margin of error 1,9 orang.
Lalu jumlah responden di tingkat provinsi dengan 1.200 orang dengan margin of error 2,9 persen. Kemudian, di tingkat kabupaten/kota dengan 800 responden dengan margin of error 3,4 persen.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Demokrat andalkan kader baru untuk menangkan Pemilu Legislatif
Bawaslu sebut pelanggaran terbanyak terjadi saat pencalonan, kampanye & masa tenang
Survei Charta Politika: Kepercayaan publik terhadap parpol masih rendah
Bawaslu Jateng: Hasil mediasi 5 Bacaleg tidak memenuhi syarat
Petinggi parpol pendukung Prabowo gelar pertemuan, bahas apa?
Tahun politik, Wakil Ketua MPR ingatkan politisi tahan diri & tak kampanye negatif