Deadlock, Rapimnas PPP belum bisa putuskan arah koalisi
"Kita endapkan, kita utus untuk beberapa peserta Rapimnas untuk bertemu dan berkomunikasi dengan ketum," kata Emron.
Rapat Pimpinan Nasional (rapimnas) II Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar Sabtu (10/5) sore hingga tengah malam berujung buntu (deadlock). Rapat akan dilanjutkan pada batas waktu yang belum bisa ditentukan.
"Kita endapkan, kita utus untuk beberapa peserta Rapimnas untuk bertemu dan berkomunikasi dengan ketum," kata Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi usai skors rapimnas II di Hotel Aston, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (10/5) malam.
Kebuntuan rapat ini, kata Emron, membuat arah koalisi partai masih belum dapat disebutkan. Kendati begitu, menurut dia, hasil sementara Rapimnas yang dapat diberikan kepada publik saat ini adalah mengenai waktu ulang menentukan Rapimnas.
"Ada 3 opsi skors. Opsi pertama skorsing akan dicabut besok pukul 19.00 WIB. Opsi kedua sampai Senin pukul 19.00 WIB, atau opsi ketiga dibuka kembali Selasa pukul 19.00 WIB. Masing-masing opsi ini memiliki argumentasi yang sama," ujarnya.
Emron mengakui, sampai saat ini ini arah koalisi PPP kepada dua partai besar. "Yaitu keinginan bersama Pak Prabowo bersama dengan Partai Gerindranya yang menginginkan Partai Golkar dan PPP sepanjang Golkar dan PPP dapat membangun koalisi yg dapat membangun harkat, derajat dan martabat kedua partai, termasuk PPP," kata Emron.
"Di pembicaraan internal tadi, memang ada beberapa opsi ketika berhadapan dengan yang poros baru ini (Golkar). Kalau memang Golkar memiliki peluang untuk mengajak kader PPP untuk menempatkan PPP sebagai wakil presiden, maka pembahasannya akan lebih serius," ujar dia.
Sebelumnya, hal agak berbeda disampaikan Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani. Menurut dia,terdapat 2 arus besar dan 1 arus kecil terkait arah koalisi PPP pada Pilpres mendatang.
"Ada dua arus besar, Jokowi dan Prabowo. Tapi ada arus kecil juga ke Aburizal Bakrie (Ical)," kata Ahmad Yani saat ditemui di sela-sela Rapimnas di Hotel Aston, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (10/5).
Kendati dukungan ke Ical lebih kecil, kata Yani, hal itu cukup dapat diperhitungkan. Tetapi kita tidak boleh menafikan arus kecil itu," tegasnya.