Debat Capres Kedua, Jokowi-Prabowo Tak Punya Strategi atasi Jebakan Impor Pangan
Pengamat ekonomi Suroto menilai kedua calon presiden baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto tidak memiliki strategi kebijakan untuk mengatasi jebakan impor pangan.
Pengamat ekonomi Suroto menilai kedua calon presiden baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto tidak memiliki strategi kebijakan untuk mengatasi jebakan impor pangan.
"Strategi kebijakan jangka pendek untuk keluar dari jebakan importasi pangan tidak ada, sama sekali tidak disinggung," kata Suroto yang juga Ketua Lembaga Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses) di Jakarta, Senin (18/2).
-
Mengapa debat capres-cawapres penting? Tujuan dari debat sendiri adalah untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu isu, dan juga untuk menemukan solusi atau keputusan yang terbaik.
-
Kapan debat capres ketiga ini diadakan? Debat ketiga Pilpres akan digelar malam ini di Istora Senayan, Minggu (7/1).
-
Siapa saja yang ikut berdebat di debat capres ketiga? Debat akan menghadirkan seluruh kandidat calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
-
Apa yang diprotes oleh Cak Imin terkait debat capres? Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memprotes soal dua panelis debat capres yang berasal dari Universitas Pertahanan.
-
Bagaimana cara debat capres-cawapres diselenggarakan? Debat adalah sebuah proses diskusi formal antara dua pihak atau lebih yang memiliki pandangan atau pendapat yang berbeda mengenai suatu hal.
-
Di mana debat Cawapres tersebut berlangsung? “Kita harus hati-hati untuk masalah pencurian data. Untuk itu harus kita kuatkan cyber security, cyber defence kita,” kata dia dalam debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
Dia mengatakan, kedua capres cenderung hanya ingin membangun ketahanan pangan semata. Keduanya, ia anggap tidak memiliki keinginan yang kuat untuk membangun kedaulatan pangan.
"Antagonisme harga baik buat petani dan konsumen, di mana petani butuh harga tinggi dan konsumen ingin harga murah itu, ya harus diselesaikan secara institusional," katanya seperti dikutip Antara.
Menurut Suroto, bila rantai pasar sudah dihentikan dengan cara apapun namun struktur pasar tidak dirombak, maka tidak akan mengubah keadaan. "Ini artinya tidak ada komitmen untuk membangun kedaulatan pangan," katanya.
Ongkos input dan output petani di Indonesia, kata dia, semakin berat dari waktu ke waktu. "Ketika panen beras mereka paling pertama beli beras pertama dan habis panen mau tanam sudah utang lagi," katanya.
Suroto mengamati di manapun pertanian budi daya atau on farm memiliki kecenderungan margin atau keuntungan yang rendah dan rentan terhadap perubahan cuaca. Maka, ketika semakin digenjot produksinya juga akan menciptakan penurunan harga ketika produksi melimpah.
"Dilema harga ini tidak akan bisa ditanggulangi, kalau tidak ada organisasi petani dan pembudi daya yang kuat dan mampu mengintegrasikan sektor 'on farm' dan 'off farm'," katanya.
Suroto juga menyayangkan ketika kedua capres juga tidak menyinggung persoalan industrialisasi sektor primer pangan.
"Padahal, untuk memotong persoalan importasi pangan barang jadi itu kan di soal ini. Pertanian rumah tangga dan juga industri rumah tangga kan intinya di sini," katanya.
Baca juga:
Golkar Yakin Jokowi Unggul di Debat Kedua, Swing Voters akan Pilih 01
Humphrey Djemat Sayangkan Jokowi Serang Personal Prabowo di Debat Kedua
Fadli Zon Ingin Debat Ketiga Tanpa Panelis
Tanggapi Prabowo, Wapres JK Sebut Pembangunan Infrastruktur RI Memang Harus Dikebut
Prabowo Ingin Pisah Kementerian LHK, Wapres JK Cerita Sejarahnya
Cek Fakta, Benarkah Tak Ada Kebakaran Hutan Tiga Tahun Terakhir Seperti Kata Jokowi?
Peluk Hangat Jokowi dan Prabowo Akhiri Debat Pilpres 2019