Demokrat Minta Agum Gumelar Tak Kaitkan Masa Lalu dengan Pilpres 2019
Hinca meyakin masalah ini tidak akan mengganggu elektabilitas Demokrat dan Prabowo-Sandi. Meski begitu, dia mengingatkan semua pihak untuk berkampanye secara adil dan tidak menyudutkan satu pihak.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan angkat bicara terkait video anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Agum Gumelar yang mengkritisi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Padahal saat berada di Dewan Kehormatan Perwira(DKP). SBY ikut menandatangani pemecatan Prabowo dari militer karena terbukti melakukan pelanggaran HAM.
"Bedakan antara peristiwa yang lalu ketika ada institusi yang kita sebut militer dengan institusi yang hari ini kita sebut partai. Jadi dua hal yang sama sekali berbeda dan enggak ada hubungannya," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/3).
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Apa yang diresmikan oleh Prabowo Subianto di Sukabumi? Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan lima titik sumber air di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/12/2023).
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
Dia menilai, kejadian di militer dengan keputusan Pilpres 2019 adalah dua hal yang berbeda. Sehingga tidak bisa dikaitkan begitu saja.
"Kemudian sekarang di partai, dua hal posisi yang berbeda, tidak bisa ditarik benang lurus seperti itu, kesimpulan linier seperti itu, dua hal yang berbeda," ungkapnya.
"Menurut saya Pak Agum menarik masa lalu menjadi sebuah yang diikatkan begitu tanpa melihat masalah yang terjadi," sambungnya.
Hinca meyakin masalah ini tidak akan mengganggu elektabilitas Demokrat dan Prabowo-Sandi. Meski begitu, dia mengingatkan semua pihak untuk berkampanye secara adil dan tidak menyudutkan satu pihak.
"Kalau kita membuka terus catatan-catatan tertentu, ini kan bukan catatan seluruh orang yg tahu, maka baiklah untuk menutup itu dan mari kita lihat yang lebih luas, sekali lagi engga bijak menarik yang lalu ke depan apalagi dengan hal yang hanya diketahui beberapa orang," jelasnya.
Sebelumnya, jagat media sosial diramaikan dengan pernyataan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jokowi-JK, Agum Gumelar soal penculikan aktivis pada 1998 lalu. Agum mengaku tahu dimana para aktivis itu dikubur usai dibunuh.
Agum awalnya menjelaskan mengenai struktur anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang menyidangkan kasus penculikan. DKP diisi oleh perwira TNI bintang tiga. Termasuk di dalamnya Agum Gumelar dan Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).
"Berjalanlah DKP, bekerjalah DKP, sebulan lebih memeriksa yang namanya Prabowo Subianto, periksa. Dari hasil pemeriksaan mendalam, ternyata didapat fakta bukti yang nyata bahwa dia melakukan pelanggaran HAM yang berat," jelas Agum dalam video itu.
Agum yang juga mantan Danjen Kopassus itu melakukan pendekatan dengan mantan anak buahnya yang berdinas di Kopassus. Dari situ terungkap, dimana para aktivis itu dibunuh.
"Tim Mawar yang melakukan penculikan itu, bekas anak buah saya semua dong. Saya juga pendekatan dari hati ke hati kepada mereka, di luar kerja DKP. Karena mereka bekas anak buah saya dong. Di sini lah saya tahu bagaimana matinya orang-orang itu, di mana dibuangnya, saya tahu betul," ujar dia.
(mdk/fik)