Demokrat Protes Jokowi Ikut Campur Urusan Dukung Mendukung Capres 2024
Presiden Joko Widodo menyebut Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bisa menjadi pemenang dalam Pilpres 2024 mendatang. Hal ini disampaikan Jokowi kepada Prabowo saat perayaan HUT Perindo, Senin (7/11) kemarin.
Presiden Joko Widodo menyebut Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bisa menjadi pemenang dalam Pilpres 2024 mendatang. Hal ini disampaikan Jokowi kepada Prabowo saat perayaan HUT Perindo, Senin (7/11) kemarin.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengaku, baru kali ini dirinya merasakan seorang presiden aktif dalam menggagas untuk persiapan diri menuju 2024 mendatang.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Siapa yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Siapa yang mendukung Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2024? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa yang mendukung Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024? "Prabowo-Gibran serta koalisi Indonesia maju, kami terang-terangan dan tidak malu-malu dan tidak mencla-mencle. Kami adalah timnya Pak Joko Widodo dan Anda tahu saya sekian tahun adalah lawan Pak Jokowi. Dua kali saya kalah (dari Jokowi),"
-
Mengapa Prabowo Subianto diprediksi menang di Pilpres 2024? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.”
"Menarik memang membaca percaturan pencapresan kita menuju 2024, karena baru kali ini saya merasakan Presidennya aktif betul. Presiden aktifnya selain aktif dia jadi presiden, tapi aktif betul merespons, menggagas, mendorong untuk mempersiapkan diri menuju 2024 dari sisi itu," kata Hinca kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/11).
Kendati demikian, ia pun menyebut, jika seorang menteri akan maju pada Pilpres 2024 akan menimbulkan suatu dampak. Terutama akan berdampak pada kinerja di dalam kementerian yang dipimpinnya.
"Tapi yang menjadi juga berkaitan juga dengan itu berkaitan dengan putusan MK yang menteri kalau nyapres enggak mesti berhenti atau mengundurkan diri, sehingga berdampak. Nah, saya konsennya begini, para menteri-menteri kita itu ini adalah pembantu presiden, nah dulu di awal presiden itu mengumumkan kalau mau jadi menteri aku berhenti dari Ketum Parpol, nah belakangan itu dianulirnya, boleh gitu," sebutnya.
"Bisa berakibat pada kinerjanya yang memimpin kementerian itu pastilah tidak sepenuh hati lagi, minimal di waktu. Yang harusnya 7 hari seminggu, mungkin dia tidak sepenuh itu lagi," sambungnya.
Hinca pun ingin agar seorang presiden tidak mesti terlalu jauh ikut dalam meramaikan bursa pencapresan. Justru, seorang pemimpin harus mengajak anggotanya untuk bekerja secara serius.
"Karena itu, saya kira presiden tidak mesti terlalu jauh ikut meramaikan bursa pencapresan, justru sebaliknya mengajak para menteri-menteri bekerja serius mengurus pemerintahan dan negara ini. Terutama perekonomian kita yang belum baik-baik saja, belum juga tuntas misalnya tentang kesehatan," ujarnya.
"Mengurus pemerintahan dan negara ini terutama perekonomian kita yg belum baik baik saja, belum tuntas tentang kesehatan, covid juga belum tuntas, dan lain-lain. Belum lagi yang disebutkan ekonomi kita ke depan gelap," sambungnya.
Selain itu, untuk sikap Jokowi mendukung Prabowo disebutnya menjadi satu sisi yang baik. Hal ini karena telah mengajak semua orang untuk bersiap-siap untuk berdemokrasi.
"Di sisi lain, saya kira pemerintahan ini harus diurus secara serius oleh menteri-menterinya. Dan karena itu serius juga lah mengurus rakyat ini. Bukan semata-mata mau Pilpres," ucapnya.
"Masih lama juga pendaftaran juga blm dibuka, tanggal juga masih jauh. Ini kalau misalnya liga Eropa, liga Champion, entah bulan berapa acaranya dari sekarang sudah sedemikian ributnya, hingar bingarnya, seolah-olah besok pagi Pilpres itu. Sementara di satu sisi kita ingin konsentrasi penuh mengatasi ekonomi kita," tutupnya.
Diketahui, Presiden Joko Widodo menyebut Pilpres berikutnya bisa menjadi kemenangan untuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Pernyataan itu disampaikan Jokowi kepada Prabowo saat perayaan HUT Perindo, Senin (7/11).
Awalnya Jokowi menyinggung pidato Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo yang menyinggung kemenangan kepala negara itu sejak di Solo sampai dua periode di nasional.
"Pak Hary menyampaikan saya dua kali wali kota di Solo menang, kemudian ditarik ke Jakarta gubernur sekali menang, kemudian dua kali di pemilu presiden juga menang," ujar Jokowi.
Lantas, dia meminta maaf kepada Prabowo yang juga hadir sebagai tamu undangan. Prabowo memang dua kali kalah dari Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019.
"Mohon maaf pak Prabowo," kata Jokowi.
Mendengar itu, Prabowo langsung berdiri dari kursinya dan memberikan salam hormat kepada Jokowi. Seisi ruangan langsung riuh merespon momen tersebut.
Jokowi kemudian melanjutkan pidatonya. Dia bilang, untuk kemenangan Pilpres berikutnya bisa menjadi jatah Prabowo.
"Kelihatannya setelah ini jatahnya pak Prabowo," kata Jokowi.
(mdk/ded)