Di Bawah Komando AHY, Demokrat Dinilai Lebih Untung Jadi Oposisi
Posisi yang demikian, dinilai menjadi ciri khas Demokrat. Politik 'ada di tengah' merupakan politik yang diambil oleh mantan Ketum Demokrat, SBY. "Itu posisi yang menjadi ciri khas Demokrat dan itu khas politik SBY. Dia berusaha untuk objektif dengan sikap politik," jelas dia.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melenggang mulus ke pucuk pimpinan partai Demokrat. Dia menggantikan posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), setelah secara aklamasi dipilih menjadi Ketua Umum Demokrat dalam Kongres, Minggu (15/3).
Sejumlah pertanyaan muncul. Salah satunya soal arah politik Demokrat di bawah kepemimpinan AHY. Apakah akan bergabung ke koalisi pendukung pemerintah? Atau Demokrat di bawah AHY malah secara tegas mengambil posisi berlawanan, sebagai oposisi?
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Apa sikap AHY yang dipuji oleh Sudirman Said? Mengajak seluruh kader untuk “move on” memberi signal yang menunjukkan kedewasaan politik Juru Bicara Bacapres Anies Baswedan Sudirman Said memuji sikap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengajak kader memaafkan dan move on fokus menyongsong peluang menuju Pilpres 2024.
-
Kenapa Sudirman Said menilai sikap AHY sebagai bukti kedewasaan politik? Dia mengatakan sikap yang ditunjukkan AHY patut untuk diapresiasi karena bagian dari kematangan berpolitik dari putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, dalam menghadapi suasana yang tidak mudah ini.
-
Kenapa penampilan Menteri AHY dan Basuki Hadimuljono menjadi sorotan? Penampilan AHY dan Basuki Hadimuljono Disorot Selain kemeriahan acara, sorotan juga tertuju pada gaya berpakaian dari AHY yang tampak necis dan gagah dengan setelan jas dan peci hitam.
-
Kapan AHY mulai bertugas sebagai ketua partai Demokrat? Sebelum bertugas sebagai ketua partai Demokrat di tahun 2016, AHY sempat menduduki pangkat Mayor.
-
Bagaimana Aira menunjukkan kekagumannya kepada Susilo Bambang Yudhoyono di hari ulang tahunnya? Di hari ulang tahun SBY, Aira mengungkapkan kekagumannya kepada pepo yang masih terus mau belajar banyak hal.
Pengamat politik, Adi Prayitno mengatakan, jika berkaca dari pengalaman, sebenarnya tak sulit membaca di mana partai mercy bakal berdiri. Demokrat, dalam pandangan dia, akan cenderung mengambil posisi di tengah atau non-blok.
"Tidak oposisi, tidak juga (gabung) ke pemerintah. Dia ingin jadi penyeimbang antara koalisi dan oposisi. Kalau Pemerintah lagi bagus dia puji, kalau tidak dia kritik," kata dia, kepada merdeka.com, Senin (16/3).
Posisi yang demikian, kata Adi, merupakan ciri khas Demokrat. Politik 'ada di tengah' merupakan politik yang diambil oleh mantan Ketum Demokrat, SBY. "Itu posisi yang menjadi ciri khas Demokrat dan itu khas politik SBY. Dia berusaha untuk objektif dengan sikap politik," jelas dia.
Namun demikian, Demokrat di tangan AHY, juga berhadapan dengan harapan masyarakat yang menginginkan kehadiran partai oposisi sejati dalam percaturan politik nasional. Dia menggambarkan, saat ini posisi pemegang tongkat komando oposisi sedang lowong. Setelah Gerindra bergabung ke Pemerintah.
"Karena banyak orang yang kritis, anti-pemerintah dan kelompok yang dulu ingin ganti Presiden ini belum dapat muara politiknya," tutur dia.
Karena itu, jika AHY berani membawa Demokrat bergeser menjadi oposisi, maka Demokrat akan mendapatkan keuntungan elektoral. "PKS dianggap bukan sebagai tempat untuk menyalurkan itu. Kalau Demokrat muncul sebagai oposisi sejati, saya kira secara intens akan jauh lebih menguntungkan. Itu melihat suasana batin masyarakat banyak yang berharap Demokrat itu menjadi oposisi sejati," ujarnya.
Dia menilai pertemuan SBY dan Presiden PKS, Sohibul Iman tidak bisa ditafsirkan bahwa Demokrat hendak bergabung dan membentuk koalisi oposisi dengan PKS. "Kalau hanya sekedar ingin jadi oposisi. Saya kira SBY tidak perlu undang Sohibul Iman. Artinya lebih punya instrumen untuk menjadi oposisi, punya resource, infrastruktur," urai Adi.
Lagipula saat ini, situasi masyarakat telah terbagi pada dua kutub: pro maupun kontra Pemerintah. Di hadapan fakta ini, politik ada di tengah tidak terlalu menguntungkan bagi Demokrat.
"Memang tidak terlampau menguntungkan posisi di tengah. Masyarakat itu kalau tidak merah, ya putih. Sementara Demokrat ini pilihan politiknya abu-abu," ungkapnya.
"Jadi kalau mau tegas sebenarnya kalau ingin mendapatkan insentif elektoral yang luar biasa, tinggal memilih saja oposisi sejati atau sekalian saja mendukung pemerintah," imbuhnya.
Terkait terpilihnya AHY secara aklamasi, dia enggan menyatakannya sebagai tanda kegagalan kaderisasi Demokrat. Sebaliknya, munculnya trah Cikeas di pucuk pimpinan Demokrat merupakan pilihan logis.
"Partai Politik kita kadang memiliki dilema. Satu sisi ada tuntutan modernisasi. Tapi pada saat yang bersamaan potret pemilih kita itu masih mengandalkan kekuatan satu figur tertentu," urainya.
"Suka tidak suka, kebesaran dan kehebatan Demokrat karena ada SBY dan trah Cikeas lah secara umum. Dan tidak ada yang menjamin kalau ketua umum Demokrat di luar trah Cikeas, Demokrat ini akan kuat dan stabil. Jadi itu yang saya sebut sebagai dilema," terang Adi.
AHY dianggap sebagai sosok yang mampu melanjutkan estafet kepemimpinan Demokrat ke depan. AHY dianggap sebagai duplikasi dari success story yang pernah dilakukan SBY. "Sama-sama di militer, punya karakter tegas. Dan sangat terlihat sejak awal bahwa AHY memang dipersiapkan untuk memimpin Demokrat."
Dalam pandangan dia, jika menilik karier politik AHY, bisa terlihat bahwa SBY memang sudah menyiapkan putra sulungnya sebagai penggantinya kelak. "Pertama misalnya jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, setelahnya Komandan Kogasma, terakhir Wakil Ketua Umum. Itu kan sangat terlihat bahwa Demokrat akan tetap menjadikan SBY, trah politik Cikeas sebagai magnet politik yang harus dipertahankan. Salah satunya Ketua Umum harus dilanjutkan oleh trah politik mereka," tandasnya.
"Ibas memang lebih lama, tapi memang profiling SBY itu orang melihatnya ada di AHY. Sama-sama tinggi besar, sama-sama berlatar belakang militer. Jadi yang dianggap memiliki jejak politik yang hampir serupa (dengan SBY) ya AHY. Kalau Ibas lebih ke sipil kan. Jadi wajar kalau tongkat estafet kepemimpinan jatuh ke AHY," lanjut dia.
Dia pun mengomentari hadirnya SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Hal tersebut tidak pula berarti AHY akan memimpin di bawah bayang-bayang SBY. "Bukan berarti Demokrat tidak mampu tanpa SBY. Tentu sangat mampu. Tapi karena SBY masih bisa, waktu dan tempat sebagai orang yang ditokohkan, makanya jadi mentor politik lah."
Dia memandang, posisi sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sebagai penghargaan kepada SBY sebagai pendiri partai dan tokoh senior. "Sebagai pendiri dan senior partai, dan pernah membuat partai ini berjaya dua periode. Dengan harapan bahwa dengan adanya sosok SBY di komposisi, pamor dan kekuatan Demokrat itu tetap," paparnya.
"Sambil lalu tentu saja SBY ini akan jadi mentor politik kader-kader Demokrat. Selain penghargaan SBY ini diposisikan sebagai orang yang masih bisa menjadi mentor, beri masukan, feedback," imbuhnya.
(mdk/lia)