Diisukan dukung Setnov, Luhut bilang 'buang saja ke tong sampah!'
"Ya kalau saya suka ke Novanto kan boleh aja, salah? Kan nggak salah," ujar Setnov.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Pandjaitan telah membantah isu yang menyebut bahwa dirinya memberikan dukungan kepada salah satu calon Ketua Umum Golkar dalam gelaran Munas, yaitu Setya Novanto.
Luhut malahan meminta isu tersebut tak perlu dibesar-besarkan sehingga ia meminta isu tersebut tak perlu dianggap serius.
"Ya itu buang saja ke tong sampah," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/5).
Meski demikian, Luhut mengakui memang memfavoritkan mantan Ketua DPR tersebut dapat terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar. "Ya kalau saya suka ke Novanto kan boleh aja, salah? Kan nggak salah," ujarnya.
Luhut menyatakan walaupun ia menyukai sosok Setya Novanto, ia meminta hal itu jangan ditafsirkan sebagai bentuk dukungannya ke Ketua Fraksi Golkar tersebut.
"Saya tidak pernah mengatakan mendukung siapa-siapa, ya bahwa mereka teman saya iya. Bahwa ada yang datang ke saya juga iya," kata Luhut.
Sebelumnya, beredar pesan singkat menteri Jokowi dukung salah satu caketum Golkar di Munaslub yang akan digelar 15 Mei-17 Mei di Nusa Dua, Bali nanti. Dalam pesan tersebut bahkan menyebutkan menteri ini memerintahkan TNI-Polri untuk ikut mendukung.
Pesan ini disebar oleh Timses Ade Komarudin (Akom), Firman Soebagyo kepada media. Dia mendapatkan pesan ini dari DPD I dan DPD II yang mengeluhkan jika seorang menteri melakukan intervensi dalam pagelaran Munaslub Golkar.
Hanya saja, Firman tak mau menyebutkan siapa menteri itu. Dia juga tak mau membeberkan siapa caketum Golkar yang didukung oleh menteri tersebut.
Firman hanya menyebut bahwa dari kasus ini nama Presiden Jokowi yang paling dirugikan. Dia juga menyindir kasus pencatutan nama Jokowi dalam insiden 'Papa Minta Saham' yang sempat ramai hingga membuat Ketua DPR Setya Novanto mundur.
"Inikan juga mencederai daripada nama mas Jokowi sendiri. Masyarakat masih belum lupa dengan kasus 'Papa Minta Saham'. Pak Jokowi yang rugi dalam kasus ini," jelas Firman saat dihubungi merdeka.com, Senin (9/5).
Diketahui, dalam kasus itu terlibat nama Setya Novanto yang juga maju sebagai caketum Golkar. Bukan hanya Novanto, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan juga disebut dalam kasus itu.
"Ini yang saya terima dari kawan-kawan DPD 1 dan 2, bahkan pendukung Akom malah di Plt kan," tutur Firman.
Baca juga:
Hajriyanto sebut Priyo pernah tantang mundur menteri era Soeharto
Golkar putuskan sumbangan caketum tetap jalan, malahan tanpa limit
Rambe minta Rp 1 M tak dipersoalkan meski KPK sebut itu gratifikasi
Gaya caketum Golkar saat mendaftar, bawa istri hingga ustaz
Ditemani pengkritik Ahok, Indra Bambang Utoyo daftar caketum Golkar
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Kapan Golkar akan menyelesaikan penyusunan koalisi untuk Pilgub Banten? Airlangga menyebut partainya masih menyusun koalisi untuk Pilkada Banten 2024."Nanti kita susun," ucap dia.