Din Syamsuddin Dukung Zulkifli Hasan Jadi Capres atau Cawapres 2024
Din juga menegaskan bahwa kedatangan Zulhas bukan untuk memintanya bergabung dengan PAN.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyambangi kediaman mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 Din Syamsuddin di Pondok Labu, Jakarta Selatan pada Kamis (23/2).
Dalam pertemuan tersebut, Din menegaskan bahwa kedatangan Zulhas bukan untuk memintanya bergabung dengan PAN. Keduanya juga tidak membahas soal calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
-
Mengapa Mendag Zulkifli Hasan setuju dengan pembentukan kelompok kerja dengan Singapura? “Saya setuju dan mendukung inisiatif dibentuknya kelompok kerja tersebut karena volume perdagangan Indonesia dengan Singapura yang cukup besar serta sebagai tetangga dekat dalam lingkup ASEAN,” jelas Mendag Zulkifli Hasan.
-
Mengapa Zulkifli Hasan merasa PAN layak menjadi pemenang di Pemilu 2024? "Kalau lihat malam ini wajar PAN menjadi pemenang pemilu, layak, pantas. Kader PAN punya talenta. Oleh karena itu, mari kita songsong kemenangan PAN di Pemilu 2024," ujar Zulhas dalam sambutannya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
-
Kapan Zulkarnain Lubis meninggal? Pada Jumat, 11 Mei 2018, Zulkarnain meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pali, Sumatra Selatan di usia 59 tahun.
-
Bagaimana Zulkifli Hasan mendorong perkembangan UMKM? Dirinya kembali menambahkan, bahwa UMKM lokal akan bisa lebih berkembang melalui e-commerce."Kamu semua bisa jualan bahkan sampai ke luar negeri, semuanya ada lengkap kan? Kaya mas Ardi ini sampai diajarin buka toko dan pakai fitur-fitur di Kampus Shopee, jadi omset bisa tambah banyak," tambah Zulkifli Hasan.
-
Mengapa Zulkifli Hasan menekankan pentingnya UMKM? Mendag Zulhas menjelaskan sektor UMKM memiliki peran strategis dan besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara. “UMKM menopang masa depan ekonomi Indonesia, kenapa? Karena 64% bisnis di Indonesia berasal dari UMKM, Kuncinya UMKM maju, ekonomi maju.” jelas Zulhas.
-
Kapan KH Zainal Mustafa diangkat sebagai Pahlawan Nasional? Pada 6 November 1972, KH Zainal Mustafa diangkat sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972.
"Tidak ada sepatah kata pun Ketua Umum DPP PAN melamar saya untuk menjadi calon presiden. Tidak ada sepatah kata pun," kata Din sambil tertawa.
Din menambahkan, ia mendukung Zulhas untuk menjadi capres ataupun calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024.
"Bahkan, saya tadi mendorong. Ini Ketua Umum DPP PAN ini layak untuk menjadi calon. Kalau tidak calon presiden, calon wakil presiden. Kalau beliau bersedia dan nanti dinyatakan oleh entah koalisi mana, menjadi calon wakil presiden, Insya Allah saya akan mendukung beliau," ujar Din.
Din menjelaskan bahwa dirinya ikut mendirikan partai politik baru, yaitu Partai Pelita. Namun, partai tersebut tak lolos verifikasi administratif Pemilu 2024.
"Namun, Partai Pelita ini sebagai sebuah entitas politik yang legal, berdasarkan SK Menkumham, akan tetap eksis. Hanya tidak ikut Pemilu," ucap Din.
Adapun pada 7 Maret mendatang, Partai Pelita akan menggelar rapat untuk menentukan langkah-langkah politik ke depan. Din menegaskan, partainya berkomitmen melakukan pendidikan politik, membentuk budaya politik, dan menjadi pengontrol sosial politik.
"Mungkin juga akan kita lakukan judicial review terhadap produk partai-partai yang eksisting dan akan ada pertemuan pertemuan besar di daerah-daerah yang akan saya hadiri," tambah Din.
(mdk/tin)