DPD II dan DPD I Golkar NTT Nyatakan Solid Dukung Airlangga di Munas
Dukungan untuk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melanjutkan kepemimpinan terus bertambah. Setelah seluruh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar se-Sulawesi Selatan, pengurus DPD seluruh NTT juga menyatakan solid mendukung Menko Bidang Perekonomian itu tetap memimpin Golkar lima tahun lagi.
Dukungan untuk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melanjutkan kepemimpinan terus bertambah. Setelah seluruh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar se-Sulawesi Selatan, pengurus DPD seluruh NTT juga menyatakan solid mendukung Menko Bidang Perekonomian itu tetap memimpin Golkar lima tahun lagi.
"Seluruh Dewan Pimpinan Daerah II dan juga DPD I NTT solid mendukung Airlangga Hartarto di Munas Partai Golkar," kata Ketua DPD Partai Golkar NTT, Melkianus Laka Lena kepada wartawan, Senin (25/11).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Terlebih, kata dia, DPD Golkar tingkat I dan II sepakat bahwa Airlangga harga mati untuk kembali memimpin Golkar. "NTT sudah bulat dan tetap solid mendukung Airlangga Hartarto untuk menjadi Ketua Umum Golkar. Semua DPD II se-NTT dan DPD I sudah sepakat," katanya.
NTT sendiri, kata dia, akan menyumbang 23 suara untuk Airlangga pada Munas yakni 22 suara DPD II dan satu suara dari DPD I. Jajaran DPD Golkar se-NTT memilih Airlangga untuk kembali memimpin Golkar sudah melalui berbagai pertimbangan.
Salah satunya, Airlangga berhasil memimpin Golkar melewati badai dan keluar sebagai pemenang kedua pada Pemilu serentak 2019. "Airlangga Hartarto memiliki semua kriteria untuk menjabat pucuk pimpinan tertinggi itu di Partai Golkar," katanya.
Tidak Menjatuhkan
Sementara itu, Wakil Ketua DPP Bidang Komunikasi Ace Hasan Syadzily mengingatkan kepada Bambang Soesatyo yang akan menjadi penantang, untuk tidak membuat isu atau menjatuhkan Airlangga selaku kompetitor dalam merebut pucuk pimpinan Golkar.
"Tidak perlu teriak-teriak dan menjelekan Pak Airlangga," kata Ace melalui sambungan telepon.
Terlebih, kata dia, Airlangga sudah mengantarkan Bamsoet ke pucuk pimpinan MPR RI. Itu semua, kata dia, sesuai dengan kesepakatan Bamsoet dan Airlangga.
"Yang jelas kesepakatan itu adalah Pak Bamsoet tidak akan maju menjadi caketum Partai Golkar jika sudah ditugaskan sebagai Ketua MPR RI, itu yang harus digarisbawahi. Soal yang lain-lain, hanya Pak Airlangga dan Pak Bamsoet yang tahu," kata Ace.
Ace pun menyarankan para pendukung Bamsoet untuk mengikuti saja Munas yang akan dihelat 3-5 Desember 2019 mendatang. Jika ingin mendorong Bamsoet maju, maka sebaiknya tidak menjelekkan Airlangga, melainkan menawarkan program.
"Sudah seharusnya ajang Munas ini kita sambut dengan kegembiraan dan musyawarah mufakat, bukan berhalusinasi bahwa ada intimidasi segala macam," ujar Ace.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Angkatan Muda Partai Golkar Syahmud Basri Ngabalin juga berharap momen munas tidak membuat gaduh suasana politik nasional. Terlebih, selama kepemimpinan Airlangga, Golkar sangat berperan dalam kemenangan Presiden Jokowi di Pilpres 2019.
"Ingat betul, Partai Golkar melejit dibawa Airlangga Hartarto sebagai ketua umum yang top," kata Wakil ujarnya.
Sehingga soliditas dan komitmen harus terjaga jelang Munas Golkar. Adapun desakan Bamsoet yang diinginkan oleh salah satu kader maju pada Munas Golkar yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2019, tentunya harus disikapi bahwa Airlangga dan Partai Golkar kini menjadi tulang punggung pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.
"Marilah kita sama-sama menjaga soliditas dan komitmen membesarkan Partai Golkar. Peran dan kepedulian pak Jokowi pada Partai Golkar telah menjadikan dan memberikannya hak untuk ikut menentukan kebesaran Partai Golkar," katanya.
(mdk/bal)