Dukungan DPD I Kepada Airlangga Hartarto Dipastikan Hasil Musyawarah Mufakat
Berkaca dari pengalaman Munas sebelumnya, Ahmad Irawan menyatakan Golkar rentan pecah atau berkonflik jika diadakan pemilihan atau kompetisi memilih ketua umum secara terbuka. Dia juga melihat kepemimpinan Airlangga Hartarto selama dua tahun di Golkar sudah sangat berhasil.
Mayoritas DPD I Golkar mendukung Airlangga Hartarto di Munas awal Desember nanti untuk kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum. Dukungan mayoritas DPD I itu dinilai hasil musyawarah mufakat.
"Dalam mengusulkan dan merekomendasikan untuk kembali memilih Airlangga Hartarto, baik DPD I dan Organisasi sayap Golkar sudah melalui proses yang panjang," kata Ketua PP AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar) Ahmad Irawan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/11).
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Airlangga menginstruksikan kader Golkar untuk turun ke masyarakat? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,” katanya.
-
Apa yang diinstruksikan Airlangga kepada kader Golkar? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,” katanya.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Dia meyakini dukungan mayoritas DPD I itu tak ada paksaan. Sebab menurut dia, sebelum sampai pada kesimpulan untuk musyawarah mufakat memilih Airlangga Hartarto, sudah dilakukan sejumlah rapat pleno di masing-masing DPD I melibatkan DPD 2 di wilayahnya.
"Jadi tidak kalau ada paksaan atau pengaruh dari DPP ke DPDI1 atau istilah masuk angin itu. Di sini tidak ada politik uang, tidak ada jual beli suara. Memang uang siapa yang mau dibagi-bagi? Justru musyawarah mufakat itu menghilangkan politik uang," kata Ahmad Irawan.
Berkaca dari pengalaman Munas sebelumnya, Ahmad Irawan menyatakan Golkar rentan pecah atau berkonflik jika diadakan pemilihan atau kompetisi memilih ketua umum secara terbuka. Dia juga melihat kepemimpinan Airlangga Hartarto selama dua tahun di Golkar sudah sangat berhasil.
"Golkar bisa meraih kursi terbanyak kedua, Golkar menang Pilpres. Padahal Golkar sebelumnya diterpa isu-isu korupsi yang dihadapi sejumlah kadernya. Namun Pak Airlangga bisa membawa Golkar lolos dari semua badai politik itu," ujar dia.
Kubu Bamsoet Klaim Didukung 14 DPD I dan 383 DPD II
Sebelumnya, DPP Partai Golkar telah mengadakan Rapimnas sebagai persiapan Munas bersama 34 DPD tingkat I. Dalam rapimnas itu, mayoritas DPD I memberikan kembali memilih Airlangga Hartanto kembali menjadi ketua umum.
Kubu Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengklaim punya jumlah dukungan lebih banyak ketimbang Airlangga. Juru bicara Bamsoet, Andi Sinulingga mengklaim terdapat 14 DPD yang tidak mendukung Airlangga. Ditambah, 383 DPD tingkat II yang telah mendukung Bamsoet.
"Jumlahnya ada 14 ketua tingkat I yang sama kita, dan kemudian ada 383 yang sudah menyatakan dukungan dan konfirm. Bahkan kita sudah ambil, sudah kita peras lagi, kita buang lagi 50 lagi, kalau kemungkinan ada margin of error nya kita optimis bisa menang dengan raihan 330 suara pemilih, itu minimal," kata Andi saat jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (15/11).
Andi tidak merinci DPD-DPD I yang mendukung Airlangga. Dia hanya menyebut lima daerah. Yang paling jelas mendukung Bamsoet adalah Papua Barat. Sedangkan, Aceh, Jambi, Sumatera Barat dan Jawa Tengah juga mempertimbangkan calon lain di luar Airlangga.
Dengan dukungan yang cukup banyak, Andi ngotot pemilihan ketua umum melalui pemungutan suara alias voting. Dia yakin kubu Airlangga telah memiliki hitungan terkait jumlah dukungan yang didapatkan.
"Bapak Airlangga Hartarto timnya juga menghitung itu, dan kita juga tahu bagaimana itung itungan mereka, karena memang tidak cukup alokasi itu,"ucapnya.
"Karena itu dibikin cara cara seperti ini (musyawarah mufakat), prinsipnya lagi lagi pemilihan itu harus dibuka dan dilakukan secara luber, langsung bebas rahasia," tandas Ketua DPP Golkar itu.
(mdk/gil)