Selisih Elektabilitas Jokowi & Prabowo Makin Tipis, TKN Bantah Koalisi Tak Solid
Elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf anjlok di bawah 50 persen. Hasil survei Litbang Kompas menyatakan, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi kini semakin tipis yakni 11,8 persen.
Elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf anjlok di bawah 50 persen. Hasil survei Litbang Kompas menyatakan, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi kini semakin tipis yakni 11,8 persen.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Sementara, sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari Survei Poltracking Indonesia mengenai elektabilitas pasangan capres-cawapres? Lembaga survei Poltracking Indonesia mengungkapkan peta persebaran kekuatan elektabilitas setiap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan penghasilan.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Kapan survei Litbang Kompas tentang citra Polri dilakukan? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni mengatakan pihaknya masih mempelajari lebih lanjut hasil survei tersebut.
"Harus dipelajari. Karena hasil survei lain menunjukkan hasil sebaliknya. Tren SMRC dan lain-lain menunjukkan sebaliknya, suara Pak Jokowi semakin membaik," ujar Raja melalui pesan singkat, Rabu (20/3).
Dia menampik jika menurunnya elektabilitas paslon nomor urut 01 itu ditengarai kurang solidnya koalisi dalam berkampanye memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
"TKN tetap solid kok memenangkan Pak Jokowi-Ma'ruf. Sangat solid bahkan," tegasnya.
Pihaknya tetap optimis memenangkan Jokowi-Ma'ruf dalam kontestasi Pilpres. Alasannya, selisih yang dirilis Litbang Kompas adalah angka yang sulit dikejar pihak Prabowo-Sandi.
"Selisih sekitar 13 persen dengan margin of error sekitar 3 persen merupakan selisih yang sangat sulit dikejar Pak Prabowo. Kami sangat optimis menang, tinggal menentukan seberapa tebal kemenangan kami," katanya.
Diketahui, survei Kompas menggunakan metode wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari-5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno 32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.
Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
Walaupun selisih keterpilihan semakin sempit, Jokowi-Ma'ruf masih berpeluang memenangkan Pilpres 2019. Sebab hasil ekstrapolasi elektabilitas menunjukkan peluang kemenangan Jokowi-Ma'ruf lebih besar dari Prabowo-Sandi.
Ekstrapolasi adalah perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia itu. Dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan dukungan pilihan (undecided voters) akan terbagi proporsional menurut perolehan survei, potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf 56,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,2 persen. Disebutkan pula, penurunan suara Jokowi-Ma'ruf masih akan terjadi sebulan ke depan.
Baca juga:
Survei Litbang Kompas: Prabowo Unggul di Pemilih Pemula, Jokowi Millenial Hingga Tua
Survei Litbang Kompas: Prabowo Kuasai Sumatera, Jokowi di Jawa, NTB, NTT & Bali
Survei Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Turun, TKN akan Maksimalkan Kampanye Terbuka
Survei Litbang Kompas Maret 2019: Selisih Elektabilitas Jokowi dan Prabowo 11,8%
TKD Wajibkan Caleg di Jabar Pasang Gambar Jokowi di Alat Peraga Kampanye