Fadli Zon Sayangkan Pernyataan Mahfud MD Soal 'Provinsi Garis Keras'
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengomentari ucapan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tentang 'provinsi garis keras'. Fadli sangat menyayangkan pernyataan tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengomentari ucapan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tentang 'provinsi garis keras'. Fadli sangat menyayangkan pernyataan tersebut.
"Sangat disayangkan Pak Mahfud MD berbicara seperti itu. Jadi yang diucapkan Mahfud MD ini seperti menorehkan luka baru di atas luka lama. Bukan mempersatukan malah memecah belah," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/4).
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Siapa yang menanyakan kepada Mahfud MD tentang sikapnya? Hal itu disampaikan Mahfud saat menjawab pertanyaan dari Maria Simbolon.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
-
Apa yang Mahfud MD soroti dalam debat cawapres? Dalam kesempatan Debat Capres dan Cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/01/2024) lalu, cawapres nomor urut 03 yaitu Mahfud MD soroti deforestasi hutan di Indonesia yang mencapai 12,5 juta hektare.
-
Kapan Mahfud MD melanjutkan kampanye di Semarang? Cawapres Mahfud MD melanjutkan kampanye di Semarang, Jawa Tengah, Selasa 23 Januari 2024.
-
Apa yang dikabarkan oleh Bahlil Lahadalia terkait pengunduran diri Mahfud MD? Bahlil pun meminta agar seluruh pihak menunggu informasi resmi dari Mahfud apakah benar akan mengundurkan diri atau tidak. "Jadi tunggu saja ya, kalau memang itu benar baru saya kasih tanggapan,"
Meski Mahfud telah memberikan penjelasan terkait ucapannya soal 'provinsi garis keras', Fadli tetap menilai ucapan itu bisa ditangkap berbeda oleh masyarakat. Sebab, kata dia, kalimat tersebut memiliki banyak makna.
"Ya orang menangkapnya bisa berbeda-beda. Yang dimaksud dengan garis keras saya kira di dalam terminologi dan situasi sekarang itu orang menangkapnya bisa beda-beda," ungkapnya
"Dan kalau dianggap garis keras, apalagi yang dicontohkan itu adalah ada peristiwa-peristiwa bersejarah di masa lalu, bagaimana itu dipisahkan dari persoalan keagamaan dan etnisitas," ucapnya.
Mahfud melalui akun twitter coba meluruskan pernyataannya agar tidak menjadi polemik.
"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi. Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik. Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram. Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun. Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau."
"Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura. Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan. Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik."
Sebelumnya, pernyataan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud Md soal 'provinsi garis keras' menjadi sorotan di media sosial. Kubu pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengkritik ucapan tersebut.
Potongan video wawancara Mahfud berdurasi 1 menit 20 detik dengan salah satu televisi swasta viral di medsos. Berikut isinya:
Kemarin itu sudah agak panas dan mungkin pembelahannya sekarang kalau lihat sebaran kemenangan ya mengingatkan kita untuk lebih sadar segera rekonsiliasi. Karena sekarang ini kemenangan Pak Jokowi ya menang dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun.
Tapi kalau lihat sebarannya di beberapa provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah. Dan itu diidentifikasi tempat kemenangan Pak Prabowo itu adalah diidentifikasi yang dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama misal Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga.
Saya kira rekonsiliasinya jadi lebih penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu.
(mdk/did)