Fahri Hamzah: Ahok sempurna lecehkan partai politik
Fahri mengkritik sikap Ahok yang pada akhirnya mendekat ke parpol tak konsisten maju independen.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kembali mengkritik Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Kritik disampaikan terkait keraguan Ahok maju di Pilgub DKI Jakarta 2017 lewat independen atau partai politik.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai perilaku Ahok melecehkan partai politik.
"Dalam kasus Ahok menuju pilkada DKI Jakarta, sempurna pelecehannya terhadap partai politik," kata Fahri di Jakarta, Senin (27/6).
Fahri menjelaskan, ketika Ahok menggalang dukungan dari jalur independen, partai politik disudutkan oleh mantan Bupati Belitung Timur itu. Namun setelah mendekati pencalonan, Ahok dianggap kembali mencari-cari dukungan dan memuji partai politik.
"Tapi di saat ada tanda-tanda dukungan fotocopy yang sudah dia peroleh bermasalah, dia langsung mendekatkan diri dan memuji partai politik. Ahok paham bahwa yang paling mudah adalah lewat jalur parpol karena parpol, apalagi PDIP sudah tidak perlu verifikasi karena suara PDIP di DPR yang mencukupi, dan verifikasi partai politik tidak serumit untuk verifikasi dukungan calon independen. Apalagi muncul masalah pembelian copy KTP," ungkap Fahri.
Lucunya lagi, kata dia, tidak satu pun di antara partai politik yang merasa dilecehkan. "Enak-enak saja tuh, sebagian partai politik bahkan mendukung Ahok lagi," imbuhnya.
Fahri sendiri menilai, Ahok tak punya tradisi setia pada partai. Menurut dia, Ahok hanya mempergunakan parpol sebagai alat.
"Ini yang menurut saya salah. Tidak ada demokrasi tanpa parpol. Kalau kita matikan parpol yang berkuasa orang-orang kaya. Kita enggak punya pilihan, kita hanya perlu reorientasi supaya parpol tidak jadi tempat yang beku dan kaku," jelas dia.
Menurut Fahri, sejumlah partai pendukung Ahok juga mengaku menyesal mendukung karena sikap yang mulai mendekat ke partai. Menurut dia, parpol pendukung Ahok juga disesalkan dan dianggap ikut melecehkan partai politik.
"Calon independen yang diusung parpol terbukti disesali sendiri oleh parpol. Makanya mendorong calon independen seperti pelecehan terhadap parpol," tegasnya.
Baca juga:
Teman Ahok mau hitung manual KTP, mereka yang ragu ditantang hadir
Ahok targetkan rekapitulasi 1 juta KTP selesai usai Lebaran
Ahok telah bertemu Teman Ahok cari kebenaran 1 juta KTP
Reuni tiga kawan lama pendukung Ahok di Pilgub Jakarta
Pilkada 2017 cuma ramai di Jakarta karena ada Ahok
Golkar dukung Ahok di DKI buat kepentingan Pemilu 2019
Kasus Sumber Waras bikin PDIP pikir-pikir dukung Ahok di Pilgub
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.