Gatot Bicara Manuver Moeldoko: Bukan Representasi Etika & Kehormatan Prajurit TNI
Gatot sempat tidak percaya bila Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat terjadi dan Moeldoko mau menjadi Ketua Umum versi KLB itu. Dia bilang, bahwa Moeldoko adalah seniornya di akademi militer.
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo berbicara soal manuver Moeldoko terkait pengambil alihan Partai Demokrat. Gatot menyebut, ada bekas prajurit yang dianggap melanggar moral dan etika.
"Ada mantan prajurit yang kebetulan mantan panglima TNI yang mendapat sorotan publik yang luas, baik dari dalam maupun luar negeri karena tindakannya yang dianggap melanggar moral dan etika," katanya dalam akun Instagramnya seperti dikutip merdeka.com, Selasa (16/3).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
Gatot sempat tidak percaya bila Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat terjadi dan Moeldoko mau menjadi Ketua Umum versi KLB itu. Dia bilang, bahwa Moeldoko adalah seniornya di akademi militer.
Moeldoko, kata dia, juga punya andil terhadapnya sebagai junior di militer saat itu. Terlebih, lanjut Gatot, Moeldoko pernah meraih penghargaan Adhi Makayaksa terbaik.
"Dan saya pernah jadi anak buahnya, pada saat beliau Kasad saya anak buahnya, pada saat beliau Panglima saya Kasad anak buahnya juga," ucapnya.
"Sangat susah bagi saya untuk menduga bahwa yang bersangkutan akan melakukan tindakan sebagaimana telah kita saksikan bersama pada tanggal 5 Maret 2021 di Sibolangit," jelas Gatot.
Gatot menegaskan, bahwa dirinya enggan mencampuri sisi politik dari KLB tersebut. Tetapi, dia ingin menggarisbawahi bahwa apa yang Moeldoko perbuat sama sekali tidak mencerminkan kualitas etika, moral dan kehormatan yang dimiliki seorang prajurit.
"Apa yang dilakukan bukan representasi dari kualitas etika moral dan kehormatan prajurit TNI. Ingat ini, bukan representasi. Kekhususan saja hanya beliau. Ini penting, karena, kalau tidak, bagaimana etika, moral dan kehormatan prajurit selama ini. Mereka berjuang tanpa apapun juga. Mengorbankan nyawa, biasa itu sebagai seorang prajurit," tuturnya.
Gatot tidak ingin masyarakat menganggap TNI tercemar. Karena ada perilaku vulgar dan terbuka yang melewati batas etika moral serta kehormatan yang dilakukan mantan prajurit TNI.
"Saya mencegah terjadinya karena nila setitik rusak susu sebelanga. Karena adanya perilaku vulgar dan terbuka yang melewati batas etika moral dan kehormatan yang dilakukan mantan prajurit TNI, semua atau prajurit dan purn TNI dianggap memiliki karakter dan perilaku yang melewati batas. Itu jangan sampai kondisi moral prajurit ini menjadi terdegradasi karena tindakan seorang mantan panglima TNI," katanya.
Baca juga:
Kemenkum HAM: Berkas Kepengurusan Demokrat kubu Moeldoko Belum Lengkap
Disebut Gagal Daftar Pengurus, Demokrat KLB Deli Serdang Bilang Kubu AHY Gelisah
Andi Arief: Tragis, Demokrat KLB Deli Serdang Gagal Daftar
Demokrat Kubu Moeldoko Telah Daftar Pengurus ke KemenkumHAM
Wahidin Halim: Saya Tidak Pernah Mengeluarkan Mahar Sepeser Pun untuk Demokrat