Gerindra Nilai Peluang Ganjar-Prabowo Kecil: Tidak Mungkin Satu Koalisi Ada Dua Capres
Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman melihat peluang kecil Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Apabila bersatu ada kerumitan di masalah kursi capres-cawapres.
Gerindra Nilai Peluang Ganjar-Prabowo Kecil: Tidak Mungkin Satu Koalisi Ada Dua Capres
Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman melihat peluang kecil Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju. Apalagi Ganjar berpasangan dengan Prabowo. Habiburokhman mengatakan, tidak mungkin dalam satu koalisi ada dua tokoh calon presiden.
- Gerindra Sebut Prabowo dan Ganjar Tak Mungkin Bersatu di Pilpres 2024
- Gerindra Yakin PKB Tak akan Lari ke Ganjar, Ini Alasannya Singgung Kemuliaan
- Gerindra Jawab Tudingan PDIP Bajak Budiman Dukung Prabowo, Ungkit Sandiaga Gabung PPP dan Dukung Ganjar
- Gerindra Tak Kunjung Beri Kepastian, PKB Digoda PDIP
"Tentu kita tidak akan memaksakan diri, tidak mungkin dalam satu koalisi ada dua capres, bisa maju dua-duanya,"
kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/9).
merdeka.com
Gerindra menghormati PDIP sebagai partai besar. Menurut dia, PDIP juga punya kemiripan secara ideologis dan punya kesamaan semangat untuk meneruskan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Kami punya kemiripan secara ideologis, lalu secara politik juga kami punya kesamaan sikap bahwa kita sama-sama memandang prestasi pemerintahan saat ini sangat bagus dan harus dilanjutkan,"
kata Habiburokhman.
merdeka.com
Habib menegaskan, Gerindra telah mengusung Prabowo sebagai calon presiden. PDIP juga sudah punya Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
"Tetapi secara teknis, kami mencalonkan pak prabowo sebagai capres, itu keputusan resmi partai dan sekarang didukung oleh beberapa partai politik. Pak Ganjar juga demikian adanya, ditetapkan oleh rekan-rekan PDIP sebagai capres," ujar Habiburokhman.
Anggota Komisi III DPR ini menambahkan, Gerindra mendorong PDIP dan Ganjar untuk bertanding dengan semangat persaudaraan. Sebab, apabila bersatu ada kerumitan di masalah kursi capres-cawapres.
"Jadi kalau toh kita akhirnya bisa bertanding, bertandingnya pun dalam semangat persaudaraan, karena frekuensi besarnya sama, hanya soal memang kita sama-sama sudah dicapreskan dan itu sudah keputusan resmi partai masing-masing. Itu yang saya belum ada pemikiran, kita belum kepikiran bagaimana solusinya ya," kata Habiburokhman.