Gerindra Tak Paksa Demokrat Tetap Dalam Koalisi Prabowo
Gerindra Tak Masalah Jika Demokrat Keluar Koalisi Gabung Jokowi. Andre tak masalah bila Demokrat ingin bergabung ke barisan Istana. Menurutnya, partai berlambang mercy tersebut boleh hengkang sekarang tanpa menunggu hasil penghitungan resmi selesai.
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mempersilakan bila ada partai politik ingin keluar dari koalisi Adil Makmur. Andre menyebut, tak ada paksaan untuk Demokrat bertahan dalam koalisi.
"Kalau misalnya seandainya teman-teman ingin keluar itu hak teman-teman partai Demokrat ya. Yang pasti prinsip nya Gerindra tidak akan memaksa atau meminta-minta suatu partai bertahan dalam koalisi," kata Andre saat dihubungi, Selasa (7/5).
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo-Gibran meningkat? Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menjelaskan, meroketnya elektabilitas Prabowo-Gibran lantaran pergerakan akar rumput pasangan nomor urut 2 itu sangat masif.
-
Mengapa Partai Gerindra didirikan? Pada awalnya, ide pendirian Partai Gerindra digagas oleh Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo. Mereka ingin melindungi kesejahteraan rakyat ekonomi kelas bawah terhadap jerat sistem kapitalisme.
-
Siapa saja yang menggodok ide pendirian Partai Gerindra? Pada 2007, Ide Fadli dan Hashim itu pun digodok oleh Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe.
-
Bagaimana reaksi Gerindra terhadap poster susunan kabinet Prabowo-Gibran? Wakil Ketua (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman menyebut poster tersebut sebagai karangan yang kreatif.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
Andre tak masalah bila Demokrat ingin bergabung ke barisan Istana. Menurutnya, tak perlu menunggu hingga akhir penghitungan suara. Yang penting ada etika politik.
"Kalau sudah mendapatkan tawaran seandainya dapat tawaran kenapa tunggu tanggal 22 begitu loh, ambil saja sekarang, yang penting etika politik dipakai, anda tampak muka datang tampak muka, pulang tampak punggung begitu," jelasnya.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tersebut enggan menilai manuver politik Demokrat. Andre menegaskan, kepentingan BPN saat ini ialah mengawal C1 dan suara pemilu 2019.
"Itu fokus kami bukan komentar individu atau kader koalisi kalau ingin berkomentar bicara ayo di forum internal bukan di media atau medsos habis waktu kami menanggapi kader koalisi," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, partainya bakal mengakhiri 'kontrak' dengan koalisi pengusung pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, jika pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai pasangan calon presiden terpilih oleh KPU.
Sementara, jika Prabowo-Sandiaga yang ternyata terpilih, Demokrat bakal mengawal pemerintahan baru.
"Kalau Pak Prabowo menang, Partai Demokrat punya kewajiban moril dalam politik mengawal pemerintahan. Tetapi kalau Pak Jokowi yang diputuskan menang maka kerjasama koalisi berakhir, karena pilpres berakhir," ujarnya di kantor KPU, Jakarta, Senin (6/5).
Ferdinand menegaskan partai berlambang bintang mercy itu memiliki kedaulatan untuk menentukan sikap politik setelah penetapan pasangan calon presiden terpilih. Bisa tetap berada di luar pemerintahan, atau berada dalam pemerintahan.
KOREKSI:
Judul berita ini sudah mengalami perubahan dan koreksi karena kesalahan interpretasi. Redaksi merdeka.com memohon maaf atas kesalahan ini. Sebelumnya berita ini berjudul "Gerindra Persilakan Demokrat Keluar Sekarang Juga" dan sudah diubah menjadi "Gerindra Tak Paksa Demokrat Tetap Dalam Koalisi Prabowo". Penjelasan dan klarifikasi terkait artikel ini juga bisa dilihat dalam berita ini: BPN Hormati Hak Politik Koalisi Prabowo, Bertahan atau Keluar
Baca juga:
Langkah Demokrat Merapat ke Jokowi Terganjal 'Luka Lama' Mega dan SBY?
Jika Jokowi Terpilih, Ferdinand Sebut Demokrat akan Akhiri Koalisi dengan Prabowo
Sandiaga Tantang Andi Arief Ungkap 'Setan Gundul' Agar Tak Menambah Kisruh Politik
Makin Kencang Sinyal Demokrat Tinggalkan Prabowo-Sandi
Ferdinand Akui Analisa Soal Setan Gundul Benar, Prabowo Tak Mungkin Menang 62%